Tinggal 2 Kecamatan di Kabupaten Sleman yang Jadi Zona Oranye
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Jumlah kecamatan dengan zona oranye di Kabupaten Sleman semakin hari semakin berkurang. Dari minggu sebelumnya terdapat 4 kecamatan dengan status oranye, kini jumlah tersebut berkurang hanya menjadi 2 kecamatan.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi menyebutkan kedua kecamatan yang Berstatus oranye tersebut meliputi Kecamatan Depok dan Gamping. Sedangkan untuk dua kecamatan yang turun status dari oranye ke kuning meliputi Kecamatan Sleman dan Godean.
Baca Juga: Hajatan di Sleman Dipantau Gugus Tugas, Izin Diajukan Maksimal H-7
1. Dua kecamatan yang berstatus oranye miliki mobilitas tinggi
Shavitri memaparkan, dua kecamatan yang saat ini masih berstatus oranye memiliki mobilitas tinggi. Hal ini dikarenakan dua kecamatan tersebut mayoritas bersinggungan dengan kegiatan keluar masuk wilayah Sleman.
"Di daerah Gamping dan Depok itu merupakan persinggungan masyarakat keluar masuk tinggi. Jadi dari pihak kita sendiri, masyarakat Sleman diimbau untuk tidak segan (mengingatkan) apalagi melihat ada hal yang tidak sesuai, jangan didiamkan," ungkapnya pada Selasa (14/7/2020).
2. Mayoritas kecamatan di Sleman berstatus kuning
Menurut Shavitri, mayoritas kecamatan di Kabupaten Sleman saat ini berstatus kuning. Kecamatan yang berstatus kuning tersebut di antaranya Minggir, Seyegan, Moyudan, Godean, Mlati, Sleman, Tempel, Turi, Pakem, Ngaglik, Ngemplak, Kalasan, Berbah serta Prambanan. Sedangkan satu kecamatan sisanya, yakni Kecamatan Cangkringan masih berstatus hijau.
Shavitri menjelaskan, jika saat ini kebanyakan masyarakat Sleman sudah patuh terhadap protokol COVID-19.
"Saya kira kesadaran masyarakat sleman sudah cukup bagus untuk menaati. Karena kita semua menyadari kalau bukan kita sendiri yang akan melakukan perbaikan, ini akan lama," terangnya.
3. Meski landai, tidak menutup kemungkinan adanya penularan COVID-19
Shavitri menjelaskan meskipun saat ini kasus COVID-19 di Kabupaten Sleman cenderung landai, namun masyarakat tidak boleh terlena. Menurutnya, kewaspadaan di setiap aktivitas perlu dilakukan agar tidak ada penularan COVID-19.
"Sleman cenderung landai, tapi kita jangan terlena. Landai itu bukan berarti tidak akan tertutup kemungkinan akan ada lagi. Semua harus membentengi. Bukan hanya dari pemerintah tapi juga masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: Mau Buka Lagi, Bioskop di Sleman Harus Kantongi Surat Rekomendasi