Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kopdes Merah Putih, Pakar UGM Soroti Prinsip Penting Koperasi

Koperasi Merah Putih
Ilustrasi Koperasi Merah Putih. (IDN Times/Asrhawi Muin)
Intinya sih...
  • Koperasi diharapkan menjadi penggerak ekonomi masyarakat desa
  • Prinsip koperasi harus dijalankan secara konsisten untuk keberlanjutan usaha
  • Koperasi perlu bersaing dengan layanan keuangan digital untuk memberdayakan masyarakat desa

Yogyakarta, IDN Times - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi meluncurkan operasional Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih. Program ini menjadi bagian dari uji coba penjualan dan distribusi kelembagaan, mencakup total 80 ribu unit koperasi di berbagai wilayah Indonesia.

Sebanyak 103 koperasi di antaranya ditetapkan sebagai model percontohan. Kebijakan ini dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2025 yang bertujuan memperkuat perekonomian desa, ketahanan pangan, dan mengurangi ketergantungan terhadap lembaga pinjaman informal.

Menanggapi hal tersebut, Pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada, Amirullah Setya Hardi, mengemukakan potensi dan tantangan yang mungkin dihadapi koperasi ke depannya.

1. Diharapkan jadi penggerak ekonomi masyarakat desa

ilustrasi desa (unsplash.com/Ahmad Hasan Hariri)
ilustrasi desa (unsplash.com/Ahmad Hasan Hariri)

Amirullah mengatakan kebijakan ini sebagai langkah yang tepat dalam memperkuat perekonomian desa. Ia menyebutkan bahwa penguatan ekonomi lokal penting karena desa menyimpan potensi besar yang selama ini belum digarap secara maksimal.Ia juga mencatat bahwa jumlah anggota koperasi di Indonesia telah mencapai 8 juta orang. Menurutnya, angka ini cukup besar untuk memperluas gerakan koperasi di tingkat akar rumput.

“Menggerakkan potensi ekonomi desa menjadi salah satu hal paling penting. Mengingat ada banyak potensi sekaligus permasalahan tambahan sekitar 8 juta anggota koperasi di Indonesia. Ini tentu jumlah yang sangat signifikan untuk memperluas gerakan koperasi,” katanya, Senin (4/8/2025) dilansir laman UGM.

2. Prinsip koperasi harus dijalankan secara konsisten

ilustrasi koperasi (IDN Times/Putra Bali Mula)
ilustrasi koperasi (IDN Times/Putra Bali Mula)

Amirullah menjelaskan bahwa tantangan utama koperasi bukan sekadar kuantitas, melainkan kemampuannya dalam menerapkan prinsip koperasi secara universal. Ia menyebut bahwa koperasi berbeda dari badan usaha lain karena mengutamakan kesejahteraan anggotanya. Untuk itu, prinsip kemandirian, keberlanjutan usaha, dan partisipasi aktif anggota perlu diterapkan agar koperasi tidak sekadar formalitas.

“Koperasi berbeda dari badan usaha lain karena kesejahteraan anggota menjadi prioritas. Prinsip kemandirian, partisipasi aktif anggota, dan keberlanjutan usaha harus benar-benar diterapkan agar koperasi ini tidak hanya berjalan di atas kertas,” ucapnya.

3. Koperasi perlu bersaing dengan layanan keuangan digital

ilustrasi layanan keuangan digital (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi layanan keuangan digital (IDN Times/Aditya Pratama)

Amirullah juga menyoroti pentingnya terobosan layanan agar koperasi bisa bersaing dengan sumber pembiayaan informal seperti pinjaman online atau rentenir. Menurutnya, koperasi perlu hadir sebagai opsi yang aman, mudah diakses, serta memberdayakan masyarakat. Ia juga menambahkan bahwa layanan koperasi sebaiknya mencakup penyediaan bahan pokok, pupuk, serta kebutuhan dasar lainnya bagi warga desa.

“Koperasi harus mampu hadir sebagai alternatif yang aman, cepat, dan benar-benar memberdayakan masyarakat desa. Layanan keuangan, penyediaan bahan pokok, pupuk, dan kebutuhan dasar lainnya harus terjamin,” ujarnya.

Amirullah berharap keberadaan Kopdes Merah Putih dapat menjadi gerakan bersama yang melibatkan masyarakat secara aktif, bukan sekadar proyek jangka pendek. Ia menyatakan bahwa koperasi dengan dukungan pemerintah serta keterlibatan anggota dapat membantu meningkatkan kesejahteraan desa. Ia menambahkan bahwa keberhasilan koperasi di tingkat lokal juga berpotensi memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan.

“Jika koperasi mampu berjalan sesuai prinsipnya, dengan partisipasi anggota yang aktif dan dukungan pemerintah dalam pasokan barang serta modal usaha, maka kesejahteraan masyarakat desa bisa tercapai. Pada akhirnya, ini juga akan berdampak positif pada perekonomian nasional,” tutupnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us