Fenomena MJO, DIY Bakal Diguyur Hujan Lebat hingga 21 Agustus 2025

- MJO menyebabkan massa udara bergeser dan potensi uap air meningkat
- Pusat MJO sudah masuk ke Indonesia, disertai dengan bibit siklon tropis 90W di Samudra Pasifik
- BMKG Yogyakarta mengimbau masyarakat waspada hingga 21 Agustus karena potensi hujan lebat meskipun musim kemarau
Yogyakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebut wilayah Indonesia, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berpotensi diguyur hujan lebat imbas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang diperkirakan berlangsung hingga 21 Agustus 2025.
Analis Cuaca Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Slamet mengatakan, fenomena ini muncul di kawasan Samudra Hindia. Lalu, apakah MJO ini dan bagaimana dampaknya pada cuaca di wilayah Indonesia?
1. Massa udara bergeser, potensi uap air meningkat

Mengutip situs perpustakaan BMKG, MJO merupakan fenomena saat suatu gelombang atau osilasi non seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari. Disebutkan jika fenomena ini sangat memengaruhi kondisi anomali curah hujan di wilayah yang dilewatinya.
"MJO ini adalah menghangatnya kondisi suhu muka laut di Samudra Hindia, Barat Sumatra," terang Slamet.
Lanjut Slamet, fenomena ini membuat massa udara dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika bergeser menuju wilayah Indonesia. Kondisi ini memicu meningkatnya potensi uap air.
Bukan MJO semata, karena menurut Slamet, kondisi angin juga memperkuat pembentukan uap air di wilayah udara atau langit DIY.
"Pergerakan massa udara dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika berbondong-bondong ke wilayah Indonesia," imbuh Slamet.
2. Pusat MJO sudah di Indonesia

Fenomena gangguan cuaca ini, menurut Slamet, sudah mulai aktif sejak 19 Agustus kemarin atau saat pusat MJO bergerak menuju wilayah Indonesia dari zona Samudra Hindia.
"Sekarang (pusat MJO) sudah mulai masuk di wilayah Indonesia," tutur Slamet.
Selain MJO, Slamet berujar jika sekarang ini juga terpantau bibit siklon tropis 90W di wilayah Samudra Pasifik, tepatnya sebelah timur Filipina.
Kendati demikian, tidak seperti MJO, keberadaan bibit siklon tropis 90W ini tak berpengaruh langsung terhadap cuaca DIY.
3. Waspada sampai tiga hari ke depan

Dengan adanya fenomena MJO ini, BMKG Yogyakarta mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa waspada. Mengingat, diperkirakan hingga tanggal 21 Agustus mendatang cuaca di wilayah DIY masih berpotensi diguyur hujan.
Hujan yang turun prediksinya dalam intensitas sedang hingga lebat, sekalipun Indonesia sekarang ini tengah berada di periode musim kemarau.
"Cuaca itu masih berpotensi hujan sedang hingga lebat," pungkasnya.