Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

20 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Terancam Di-Blacklist

Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)
Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)
Intinya sih...
  • 20 pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan oleh petugas TNGM dan kepolisian.
  • Sanksi akan dijatuhkan setelah pemeriksaan, termasuk masuk daftar hitam aktivitas pendakian Merapi.
  • Lima dari 20 pendaki dipulangkan karena harus ujian sekolah, sisanya harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Sleman, IDN Times - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mengungkap nasib 20 orang yang diamankan usai tertangkap basah melakukan pendakian secara ilegal ke Gunung Merapi.

Para pendaki ini Minggu (13/4/2025) kemarin diamankan oleh petugas TNGM serta kepolisian. Mereka diketahui telah mendaki Gunung Merapi via jalur Selo, Boyolali, Jawa Tengah, saat seluruh aktivitas pendakian sebenarnya telah ditutup karena potensi bahaya kegunungapian.

1. Ancaman sanksi masuk daftar hitam aktivitas pendakian Merapi

Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)
Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi (SPTN) Wilayah II Klaten-Boyolali, Balai TNGM, Ruky Umaya menyebut pemeriksaan para pendaki ilegal ini masih bergulir. Sanksi akan dijatuhkan berdasarkan hasil pemeriksaan, salah satunya ancamannya adalah masuk daftar hitam alias blacklist aktivitas pendakian Merapi.

"Sanksi akan menunggu hasil terakhir. Karena tiap orang dari 20 orang ini beda-beda, ada yang koordinir, ada ikut temannya, ada yang mengakui, ada tidak mengakui," kata Ruky, Senin (14/4/2025).

Ruky menyebut 20 pendaki ini berasal dari berbagai daerah mulai dari ll Kulon Progo, Yogyakarta hingga Sragen. Mereka sepakat berkumpul di sebuah minimarket di Cepogo, Boyolali sebelum naik ke Merapi pada Minggu (13/4/2025) pukul 02.00 WIB.

Keberadaan mereka diketahui setelah pagi harinya petugas melihat belasan motor terparkir di parkiran New Selo. Singkat cerita, mereka semua akhirnya diamankan saat turun dari pendakian dan dibawa ke Polsek Selo untuk diperiksa serta dibina.

Beberapa dari mereka sempat tak mengaku melakukan pendakian dan berdalih hanya jalan-jalan. Tapi, hasil pemeriksaan alat komunikasi membuktikan mereka telah mendaki sampai ke titik Pasar Bubrah.

"Sampai saat ini info sementara kita melakukan panggilan pendalaman info 20 ini masih kita gali lagi. Karena kemarin dari sore sampai dini hari masih banyak yang bisa digali terhadap aktivitas yang mereka lakukan," ungkap Ruky.

2. Nekat coba-coba, pamit ke ortu naik Gunung Andong

Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)
Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)

TNGM dalam hal ini memastikan bahwa para pendaki ilegal ini mengetahui pelarangan aktivitas pendakian Gunung Merapi sesuai rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Para pendaki ini tahu bahwa Merapi saat ini berstatus Siaga (Level III), namun nekat saja dengan dalih coba-coba. Mereka bahkan sampai berbohong kepada orangtua, mengatakan bahwa akan mendaki Gunung Andong, Magelang.

Beberapa dari para pendaki sempat menangis saat petugas menghubungi orangtua mereka. "Ditelepon pamitnya (ke orangtua) ke Gunung Andong, ternyata naiknya ke Merapi," imbuh Ruky.

3. Lima pendaki pelajar SMK, dipulangkan karena ujian

Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)
Puluhan pendaki ilegal Gunung Merapi diamankan petugas. (Dok. TNGM)

Sementara itu Kepala Balai TNGM, Muhammad Wahyudi menuturkan, lima dari 20 pendaki telah dipulangkan semalam.

Kelimanya masih bertstatus pelajar SMK. Mereka diperkenankan pulang lantaran hari Senin (14/4/2025) ini harus menjalani ujian sekolah.

"Semalam terpaksa kita pulangkan untuk ujian hari ini, yang 15 orang kita suruh tidur di kantor resort dan mintai keterangan. Besok kita panggil beserta orang tuanya," kata Wahyudi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tunggul Kumoro Damarjati
EditorTunggul Kumoro Damarjati
Follow Us