Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pakar Desak Evaluasi Sistem Keamanan Siber Buntut Gangguan Server PDN

Calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di konter pelaporan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Sleman, IDN Times - Pakar Forensik Digital Universitas Islam Indonesia (UII), Yudi Wahyudi meminta pemerintah mengevaluasi sistem keamanan siber secara menyeluruh unutk mencegah insiden peretasan Pusat Data Nasional (PDN) terulang kembali.

Peretasan yang berdampak kekacauan data imigrasi hingga mengganggu penerbangan ini, dinilai menjadi bukti keamanan siber Indonesia rapuh. 

1. Investasi teknologi keamanan dan pelatihan rutin

ilustrasi peretasan (IDN Times/Mardya Shakti)

Yudi menyarankan upaya identifikasi kelemahan yang menjadi pintu masuk serangan, termasuk pembaharuan perangkat lunak, serta pengetatan akses kontrol dan peningkatan protokol keamanan.

Menurutnya, penting agar dilaksanakan pelatihan rutin keamanan siber pada pegawai Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Kominfo. "Mereka wajib dibekali cara mengidentifikasi dan melaporkan aktivitas siber mencurigakan, termasuk tindakan yang diambil bila muncul serangan," ujarnya. 

"Investasi pada teknologi keamanan perlu mengalokasikan anggaran yang memadai untuk investasi pada teknologi keamanan terbaru, seperti artificial intelligence untuk deteksi anomali, blockchain untuk integritas data, dan sistem keamanan berbasis cloud yang lebih fleksibel dan scalable," imbuh Yudi, Rabu (26/6/2024).

2. Simulasi serangan secara berkala

Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

 

Simulasi serangan secara berkala guna menguji kesiapan sistem dan tim saat menghadapi insiden siber. Hal ini membantu mengidentifikasi celah-celah keamanan dan menunjang perbaikan pada respons operasional.

"Insiden serangan ransomware yang baru-baru ini terjadi menekankan kebutuhan untuk terus meningkatkan keamanan dan kemampuan mitigasi gangguan," katanya.

3. Sekelas PDN bobol, pertanda gagal lindungi data masyarakat

ilustrasi Peretasan (unsplash.com/Mika Baumeister)

Yudi berpendapat serangan yang terjadi pada Kamis (20/6/2024) cukup menjadi pertanda pemerintah yang gagal melindungi data masyarakat.

BSSN dan Kemkominfo sebagai pihak yang berwenang, dituntut segera melakukan koreksi demi mencegah insiden serupa. Mengingat PDN semestinya digawangi oleh fasilitas dan orang-orang yang berkualifikasi tinggi.

"Sekelas PDN yang menurut kami standarnya sangat ketat, fasilitasnya ketat, orang-orangnya juga pasti ketat (seleksinya), segala aspek tentu yang terbaik, tetapi faktanya masih terjadi aktivitas serangan, berarti masih ada celah. Sekarang ini ada kesempatan segera lakukan perbaikan terhadap celah itu," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us