Mensos Gus Ipul Janji Hak Wali Asuh Sekolah Rakyat Terjamin

- Aturan jam kerja wali asrama dan wali asuh sedang diatur oleh Gus Ipul untuk memastikan hak-hak para tenaga kependidikan terpenuhi.
- Gus Ipul menekankan pentingnya mencegah tiga dosa besar pendidikan, seperti bullying, kekerasan fisik dan seksual, serta sikap intoleransi.
Sleman, IDN Times - Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menjamin terpenuhinya hak-hak bagi wali asuh dan wali asrama program Sekolah Rakyat (SR).
"Ya kewajiban dan hak sudah ada yang tertulis ya mereka tentu mendapatkan honor, insentif sesuai dengan kinerjanya," kata Gus Ipul saat membuka pelatihan wali asuh dan wali asrama di Sekolah Rakyat Purwomartani (SR19) yang menempati kompleks BBPPKS Yogyakarta, Sleman, Rabu (10/9/2025).
Selain secara luring, proses pelatihan atau pembekalan langsung oleh Gus Ipul dan jajaran Kemensos ini juga terlaksana secara daring untuk para wali di luar daerah, seperti Banjarmasin hingga Papua.
1. Aturan jam kerja para wali sedang diatur

Gus Ipul mengatakan, aturan mengenai jam kerja wali asrama dan wali asuh sedang disusun agar lebih baik. Pemerintah, menurutnya, berupaya agar hak-hak para tenaga kependidikan tetap terpenuhi.
"Mereka punya hak-haknya sesuai dengan ketentuan, mereka semua adalah bagian dari ASN atau PPPK. Jadi mereka sudah tahu ketentuannya, mereka punya haknya," bebernya.
2. Peran penting hindarkan 3 dosa besar pendidikan

Selain keterpenuhan hak, Gus Ipul menekankan para wali asuh dan wali asrama di setiap Sekolah Rakyat juga harus menyadari kewajibannya. Salah satunya adalah mengantipasi tiga dosa besar pendidikan.
Tiga dosa besar itu adalah perilaku bullying atau perundungan, kekerasan fisik dan seksual, serta sikap-sikap intoleransi.
"Harus dicegah sejak dini, dimitigasi, kalau wali asrama, wali asuh melihat tanda-tanda ini segera laporkan dan kita carikan solusi, kita tidak singkirkan mereka begitu saja tapi kita akan rehabilitasi, kita punya panti-panti rehab, supaya mereka juga menjadi lebih baik dan normal kembali," tegas Gus Ipul.
"Tiga itu, satu perundungan, dua kekerasan fisik dan seksual, oleh siapapun kepada siapapun apalagi wali asuh, wali asrama. Jadi kalau ada wali asuh wali asrama yang punya kecenderungan tiga hal ini lebih baik mengundurkan diri aja, sebab pada saatnya akan ketahuan," sambungnya.
Pada momen ini, sosok Sekjen PBNU itu turut mengingatkan wali asrama dan wali asuh, termasuk kepala sekolah dari seluruh Indonesia supaya menjalankan perannya dengan empati, kesabaran, dan keteladanan.
Alasannya, lanjut Gus Ipul, Sekolah Rakyat masih dalam tahap rintisan sehingga berpotensi menghadapi sederet tantangan. Seperti kekurangan tenaga pendamping.
3. Tantangan hadapi perilaku siswa, kinerja wali juga diawasi

Dinamika kehidupan berasrama juga menjadi tantangan bagi para wali asuh dan wali asrama. Ia mencontohkan soal murid-murid yang mengalami homesick atau bahkan berulang kali kabur ketika masa awal sekolah dimulai.
Gus Ipul mengingatkan para wali asuh dan wali asrama juga akan menghadapi perilaku siswa seperti kecanduan merokok atau mengonsumsi miuman keras (miras).
"Ada yang kecanduan merokok, ya kalau bisa dibimbing ya bagus ya kalau tidak bisa ya kita harus rehab dulu supaya tidak mengganggu yang lain. Kalau ada yang merokok nanti tolong dilaporkan, bahkan ada yang kecanduan miras. Nah ini juga perlu direhab dulu, jadi tidak bisa untuk dibiarkan," ucapnya.
"Kemudian ada kecenderungan menyimpang secara seksual, ini para wali asuh, wali asrama saya ingin ini menjadi komitmen kita," lanjut dia.
Lebih lanjut, Gus Ipul memastikan jika kinerja para wali ini tentunya tetap berada dalam pengawasan yang dibuat secara intern di sekolah, maupun oleh Kemensos bersama pemda.
"Di samping ada pembekalan, monitoring dan evaluasi dan juga pengawasan, ini secara simultan. Ya ada yang menggunakan teknologi juga CCTV misalnya atau juga manajemen yang berbasis digital itu semua yang kita siapkan," pungkasnya.