Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketua RT 3 Pandeyan Tetap Tolak Dukuh Perempuan

IDN Times/Daruwaskita
IDN Times/Daruwaskita

Bantul, IDN Times - Yuli Lestari (41) Kepala Dukuh Pandeyan, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta telah menjalankan tugasnya setelah sebelumnya ada penolakan dari sejumlah warga. Sebagian warga yang sempat menolak kini telah menerimanya.

Sebelumnya 4 Ketua Rukun Tetangga atau RT ikut menandatatangani surat keberatan dipimpin dukuh perempuan serta mengundurkan diri. Namun kini 3 RT di antaranya sudah aktif kembali. Terisa Ketua RT 3 dan Ketua PKK dan Posyandu yang masih menolak dipimpin Yulis Lestari. Kebetulan Ketua PKK dan Posyandi adalah istri dari Ketua RT 3.

1. 3 dari 4 Ketua RT yang mundur menyatakan siap bekerja kembali‎

IDN Times/Istimewa
IDN Times/Istimewa

Yuli mengaku setelah ramai diberitakan dan dirinya mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bantul hingga Gubernur DI Yogyakarta, dirinya langsung bersilaturahmi dengan Ketua RT 2, 4 dan 5. Ketua RT tersebut akhirnya mau menerima dirinya sebagai kepala dusun perempuan.

"Saya silaturahmi satu demi satu para Ketua RT dan tanggapan mereka sangat baik dan mau kembali menjadi RT dan bersama-sama membangun Dusun Pandeyan," kata Yuli saat ditemui di Balai Desa Bangunharjo, Rabu (22/5).‎

Hanya saja kata Yuli, dirinya belum bersilaturahmi dengan Ketua RT 3 dan istrinya yang juga Ketua PKK dan Posyandu Dusun Pandeyan. Alasannya, jika berpapasan saja mereka enggan bertegur sapa malah melengos.

"Jadi saya kan ngajar di TK yang kebetulan dekat dengan rumah Pak RT 3, ketika lewat depan rumah Pak RT 3 dan ada orangnya langsung melengos dan tutup pintu rumah," ungkapnya.

2. Momentum Lebaran Kadus Pandeyan akan silaturahmi dengan Ketua RT 3 dan istri‎

IDN Times/Daruwaskita
IDN Times/Daruwaskita

Yuli tetap akan bersilaturahmi memanfaatkan momentum Lebaran yang akan datang termasuk juga bersilaturahmi dengan semua warga Dusun Pandeyan.

"Saya sendiri belum siap bersilaturahmi untuk saat ini dengan Pak RT 3 dan istrinya karena sikapnya yang terlihat masih membenci," tuturnya.

3. Siap memperbaiki sikap dan kinerja selama menjadi Kadus‎

Ilustrasi perangkat desa. IDN Times/Istimewa
Ilustrasi perangkat desa. IDN Times/Istimewa

Terkait dengan keluhan warga yang berujung penolakan dirinya, Yuli mengaku siap untuk memperbaikinya dan siap dievaluasi oleh warga jika dalam bekerja memberi pelayanan kepada masyarakat kurang baik atau tidak maksimal.

"Koreksi itu bagus untuk perbaikan dalam kinerja melayani masyarakat dan saya sangat terbuka karena saya juga butuh koreksi dari masyarakat," terangnya.

4. Utusan Gubernur DI Yogyakarta temui Kadus Pandeyan‎

Humas Kepatihan Yogyakarta
Humas Kepatihan Yogyakarta

Kepala Desa Bangunharjo, Yuni Ardi Wibowo mengaku berterima kasih atas kepedulian dari Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang mengutus perwakilannya untuk langsung bertemu dengan Kadus Pandeyan. Bahkan utusan itu memberikan dukungan kepada Yuli untuk bekerja sebagai dukuh perempuan.

"Saya kira masyarakat harus sadar dan legowo dengan keberadaan dukuh perempuan karena dari semua calon Yuli Lestari memang yang paling tinggi nilainya dan berhak menjadi kepala dusun," ungkapnya.

"Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X saja mendukung dukuh perempuan apalagi rakyatnya juga harus ikut Ngarso Dalem," ujarnya lagi.

5. Siap membantu kerja Kadus Pandeyan dalam melayani warga‎

Lurah Bangunharjo Yuni Ardi Wibowo.IDN Times/Daruwaskita
Lurah Bangunharjo Yuni Ardi Wibowo.IDN Times/Daruwaskita

Kakak dari Politisi Gerindra yang juga anggota DPRD Bantul, Enggar Suryo Jatmiko ini mengaku siap untuk membantu Kadus Pandeyan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Pandeyan khususnya.

"Saya juga berharap karena warga sudah legowo semua menerima Bu Dukuh maka Ketua RT 3 dan istri juga bersikap legowo dan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat yang dipimpinnya," katanya.

Lebih jauh Yuni juga berpesan kepada Kadus terpilih untuk terus menjalin silaturahmi kepada warga baik yang menerima atau warga yang menolak karena menjadi seorang pemimpin harus bisa menerima perbedaan dan tidak perlu ada rasa dendam.

"Jadi yang masih menolak harus diperlakukan sama dengan warga yang menerima karena menjadi pemimpin harus menjadi pemimpin semua warganya," ungkapnya.‎

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
Febriana Sintasari
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Penonaktifan Live TikTok saat Aksi Unjuk Rasa, Ini Dampaknya

04 Sep 2025, 00:09 WIBNews