Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seminar Penguatan Institusi Keluarga sebagai Langkah Awal Mencapai Masyarakat Jogja yang Tangguh di Gedung DPD RI DI Yogyakarta. Dok: istimewa

Yogyakarta, IDN Times - Kasus klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat resah warga. Kekhawatiran aksi kriminal jalanan ini berujung munculnya #YogyaTidakAman dan #SriSultanYogyaDaruratKlithih di media sosial.

Kasus yang melibatkan pelaku di bawah usia, mengundang keprihatinan dari berbagai pihak, salah satunya dari Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) DIY. Hilmy Muhammad, atau yang akrab dipanggil Gus Hilmy, anggota DPD RI yang juga merupakan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak menjelaskan, kasus klitih ini seolah memiliki mata rantai panjang, satu pelaku ditangkap, muncul pelaku lainnya. 

1. Pokok masalah adalah keluarga

ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Gus Hilmy, pokok permasalahan klitih adalah keluarga. Hal ini disebabkan keluarga yang kurang harmonis maupun tidak bisa menjadi uswatun hasanah.

“Yang menjadi pokok masalah dalam klitih adalah keluarga. Kita ikut prihatin dan harus turut berperan menyelesaikan masalah ini, kalau dalam bahasa agama, istilahnya fardlu. Dengan cara ini kita bisa membuat generasi kita bisa lebih baik,” ungkapnya dalam seminar bertajuk Penguatan Institusi Keluarga sebagai Langkah Awal Mencapai Masyarakat Jogja yang Tangguh.

Menjadi panutan yang baik atau uswatun hasanah, ada sifat-sifat yang harus dimiliki oleh orang tua. Seperti halnya integritas, yang bisa tercermin dari tiga sifat, yaitu jujur, berkomitmen, dan amanah. Gus Hilmy menjelaskan, jujur berarti orang tua jika berbicara tidak berdusta. Komitmen berjanji tidak mengingkari, dan amanah berarti bila diberi tugas, harus dilaksanakan.

2. Jaga komunikasi antar anggota keluarga

Editorial Team

Tonton lebih seru di