ilustrasi perempuan sedih (pixabay.com/vdnhieu)
Ampuni mengatakan, ada beberapa cara mengelola emosi. Pertama, yaitu dengan memilih situasi. Memilih untuk merasakan emosi atau tidak. Sebagai contoh, jika setiap kali melihat dialog politik di TV kita mudah tersulut amarahnya, maka hal tersebut sebaiknya dihindari.
"Sebelum melakukan pemilihan situasi, kita harus punya self awareness mengenai emosi kita sendiri. Aware apa yang membuat kita marah, kecewa dan lainnya," tuturnya.
Kedua, memodifikasi lingkungan di sekitar kita. Misalnya, saat merasa galau dan sendu, kamu bisa menata ulang kamar agar lebih bersemangat.
Ketiga, mengubah dari dalam diri sendiri. Salah satunya dengan mengubah pemikiran terhadap suatu persoalan. Contohnya, ketika putus dengan pacar, kamu pasti merasa sedih.
Untuk mengurangi kesedihan itu, kamu bisa berpikir mungkin dia memang bukan jodohmu, dan nantinya kamu bisa mendapatkan yang lebih baik.
"Coba pengaruhi dan ubah pikiran negatif menjadi positif/lebih optimis. Memang ini tidak mudah terlebih saat kondisi terpuruk, tetapi harus ada kemauan untuk itu," ujar Ampuni.
Keempat, mengalihkan perhatian. Contohnya dengan menyaksikan tayangan komedi, jalan-jalan, atau mengerjakan hobi untuk mengalihkan emosi.
Kelima, yakni mengambil jarak dari emosi yang dirasakan. Misalnya ketika marah, kamu tidak langsung mengekspresikannya, tetapi berdiam diri dulu.
"Mengambil jarak ini juga bisa dengan mensugesti diri, seperti hari ini aku sudah banyak emosi negatif sekarang akan memberi kesempatan tubuh dan pikiran untuk istirahat serta tidak memberi kesempatan bagi emosi negatif menguasai waktu yang ada," jelasnya.