Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Gak Perlu Meladeni Rekan Kerja yang Iri

ilustrasi bekerja (pexels.com/RODNAE Productions)

Dunia kerja diisi dengan bermacam-macam orang. Ada yang baik, bijaksana, sopan, sampai dengan mereka yang memiliki perangai buruk. Salah satu di antara
rekan kerja yang kerap membuat kesal adalah rekan kerja yang sering iri.

Ada saja hal-hal kecil dari kamu yang tidak disukai mereka. Entah dari kehidupan pribadi maupun pencapaian di dunia kerja. Walaupun ulahnya membuat jengkel namun kamu jangan sampai terpancing. Ini lima alasan mengapa kamu tidak perlu meladeni rekan kerja yang iri.

1. Di mata orang yang iri, kamu selalu dianggap salah

ilustrasi bekerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Iri termasuk sifat buruk yang kerap mengotori hati. Orang-orang iri bisa ditemukan di segala tempat. Tidak terkecuali dengan rekan kerja. Apa saja yang kamu miliki selalu diinginkan. Bahkan orang iri tidak segan menjatuhkanmu.

Berhadapan dengan orang-orang iri, kamu tidak harus meneladaninya. Apapun yang kamu lakukan selalu dianggap salah. Dalam pandangan rekan yang iri, sikap baikmu akan disalahartikan sebagai perilaku buruk. Termasuk dianggap tidak tulus. 

2. Mengurusi orang-orang ini tidak akan ada habisnya

ilustrasi bekerja (pexels.com/Theo Decker)

Rekan kerja iri menjadi tantangan di tempat kerja. Setiap pencapaian dan prestasimu selalu dikomentari. Tidak jarang performa kerjamu yang optimal sering dianggap cari muka. Berhadapan dengan orang seperti ini, kamu tidak harus menanggapinya.

Perilaku rekan kerja yang demikian sulit diubah. Terbawa emosi meladeni orang-orang iri tidak akan ada habisnya. Bahkan hal kecil dan sederhana pun bisa memicu rasa tidak suka. Sekali orang terkena sifat iri, sangat susah untuk menghilangkannya.

3. Daripada berfokus pada rekan kerja yang iri, lebih baik kamu memperbaiki kinerjamu

ilustrasi bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Memiliki rekan kerja yang iri, kamu pasti pusing tujuh keliling. Ada saja ulahnya yang bikin kamu jengkel. Entah menggosipkan di belakang, menuduh yang tidak-tidak, maupun menganggap apa yang kamu lakukan salah.

Daripada fokus pada rekan kerja yang memiliki sifat seperti ini, lebih baik kamu memperbaiki kinerjamu. Asah terus keterampilan dan kemampuan diri. Dengan  kinerja yang optimal, kamu bisa memperbaiki citra positif diri di kalangan rekan kerja yang lain.

4. Sepanjang apapun kamu membuat penjelasan, orang-orang iri tetap pada pendiriannya

ilustrasi bekerja (pexels.com/Alena Darmel)

Menghadapi rekan kerja iri bikin lidah terasa gatal. Kamu ingin menghadapi mereka dengan banyak penjelasan. Termasuk menyangkal tuduhan dan pandangan buruk dari mereka. Tapi meladeni rekan kerja iri dengan cara seperti ini bukan sikap bijaksana.

Sepanjang apapun kamu membuat penjelasan, orang-orang iri tetap pada pendiriannya. Ia tidak mau mendengarkan apalagi mengakui kebenaran. Sepanjang apapun kamu menjelaskan, hanya dianggap sebagai omong kosong.

5. Terus meladeni orang-orang iri hanya akan membuat pekerjaanmu terhambat

ilustrasi bekerja (pexels.com/Vlada Karpovich)

Keberadaan rekan kerja iri kerap bikin kamu terpancing. Mereka yang iri juga tidak segan berusaha menuduh apalagi menjatuhkan. Bahkan rasa tidak sukanya ditunjukkan kepadamu secara terang-terangan, tanpa ada rasa sungkan.

Jika terus diladeni, orang-orang seperti mereka hanya akan membuat pekerjaanmu terhambat. Kamu dibuat pusing sendiri karena mengikuti sikap mereka. Sebaik apapun berusaha, di mata mereka yang kamu lakukan tetaplah salah.

Dalam pandangan rekan kerja iri, kamu selalu salah. Bekerja dengan benar, kamu dianggap caper. Punya pencapaian membanggakan, dianggap tidak jujur. Dan berbagai pandangan buruk lain. Terus meladeni mereka hanya bikin kamu pusing sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us