Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Temui Sultan, Fadli Zon Ingin Pulangkan Manuskrip Keraton di Inggris

Menteri Kebudayaan Fadli Zon (tengah) saat membuka pameran Pekan Warisan Budaya Takbenda 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Menteri Kebudayaan Fadli Zon bertemu Sultan Hamengku Buwono X untuk membahas pengembalian manuskrip kuno Keraton Yogyakarta yang dirampas Inggris.
  • Inggris enggan mengembalikan aset-aset bersejarah, termasuk manuskrip keraton, meski telah ratusan tahun berlalu.
  • Pemerintah Indonesia tetap komitmen dalam melakukan repatriasi benda bersejarah yang dirampas negara lain, termasuk dari Keraton Jogja.

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sabtu (23/11/2024). Dalam pertemuan itu, keduanya membincangkan soal naskah kuno Jawa milik Keraton Yogyakarta yang dirampas oleh Inggris kala zaman penjajahan.

1. Komitmen Fadli Zon kembalikan manuskrip keraton

Menteri-Wakil Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon dan Giring Ganesha meminum jamu yang jadi WBTb Indonesia. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Fadli Zon mengaku berkata kepada Sultan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memulangkan naskah Jawa kuno yang dirampas oleh Inggris kepada pemilik aslinya.

"Saya tadi sampaikan juga pada Sri Sultan, kita akan coba juga pengembalian manuskrip-manuskrip dari Inggris," kata Fadli Zon di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, DIY, Sabtu malam.

Fadli Zon bilang, manuskrip-manuskrip itu dirampas oleh Inggris sejak peristiwa Geger Sepoy/Sepehi tahun 1812. Kala itu, pasukan Inggris yang dipimpin Thomas Stamford Raffless menyerang Keraton Yogyakarta dan merampas sejumlah aset mereka.

"Kita akan usahakan meskipun menurut Sultan ada sekitar 170 naskah digitalnya sudah diberikan, tapi memang jumlahnya lebih banyak dari itu," katanya.

2. Inggris tak mau kembalikan rampasan mereka

potret British Museum di Inggris (commons.wikimedia.org/Andrew Dunn)

Menurut mantan wakil ketua DPR RI itu, Inggris sejauh ini memang belum mau mengembalikan aset-aset yang dirampas dari keraton itu, meski ratusan tahun telah berlalu.

Bahkan bukan cuma aset keraton saja, Inggris juga enggan mengembalikan jasad-jasad mumi dari Mesir, serta beberapa partisi Patung Parthenon milik Yunani yang kini justru jadi koleksi British Museum.

"Nanti kita lihat apa saja yang ada di british museum dan British library. Sejauh ini yang kita tahu memang belum ada dari pihak inggris itu mau mengembalikan," tutur politikus Partai Gerindra itu.

3. Coba komunikasi jalur formal

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon (IDN Times/Aryodamar)

Bagaimanapun, Fadli Zon menekankan bahwa Pemerintah Indonesia tetap pada komitmennya untuk melakukan repatriasi benda bersejarah yang dirampas negara lain. Ia menuturkan, sejauh ini Indonesia memang belum mencoba upaya lewat komunikasi formal atau resmi antarkedua negara.

"Kita lihat lah nanti kalau nanti ada kesempatan bertemu dengan Pemerintah Inggris, kita sampaikan agar artefak-artefak termasuk manuskrip yang dibawa ketika itu dari Keraton Jogja itu bisa dikembalikan ke Indonesia karena itu merupakan hak milik dari kita dan itu bagian ketika itu (era) kolonialisme" imbuhnya.

"Tapi kita sendiri kan belum mencoba secara resmi, secara formal untuk bicara juga secara langsung. Dengan Belanda saya kira kita sudah mulai, dari meskipun sedikit demi sedikit tapi sudah berlangsung sejak dari puluhan tahun yang lalu tapi artefaknya masih sedikit, mudah-mudahan ke depan semakin banyak (yang dikembalikan ke Indonesia)," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tunggul Kumoro Damarjati
EditorTunggul Kumoro Damarjati
Follow Us