Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi (IDN Times/Aryodamar)

Bantul, IDN Times - Pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto tentang memaafkan koruptor asalkan mengembalikan hasil curian menuai pro dan kontra di masyarakat. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, angkat bicara terkait gagasan tersebut.

1. Tak perlu jadi kontroversi yang penting komitmen dalam pemberantasan korupsi

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. (IDN Times/Daruwaskita)

Haedar menyatakan bahwa ide tersebut tidak perlu menjadi kontroversi, karena yang paling penting adalah komitmen presiden dalam pemberantasan korupsi.

"Sejak dilantik kan presiden punya komitmen dalam pemberantasan korupsi. Ya, kita lihat saja political will-nya," ujarnya usai acara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (30/12/2024).

2. Komitmen korupsi tinggi tinggal political will dari pemerintah dan instansi terkait

Presiden Prabowo pada Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena, GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (28/12/2024) (dok. Sekretariat Presiden)

Menurut Haedar, gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk mengampuni koruptor asalkan mengembalikan hasil curian mungkin ditujukan kepada para koruptor yang saat ini berada di luar negeri. "Ya kita ikuti apa sih yang dimaksud oleh beliau (Prabowo Subianto)," terangnya.

Ia menilai komitmen Prabowo untuk mengejar koruptor hingga Antartika menunjukkan tekad yang tinggi. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan dari seluruh institusi agar pemberantasan korupsi dapat berjalan secara sistemik.

"Nah, tinggal bagaimana ini menjadi political will yang didukung oleh seluruh institusi," sambung dia.

3. Komitmen pemberantasan korupsi harus didukung lembaga yudikatif dan legislatif

Ilustrasi pengadilan. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Haedar Nashir menambahkan, komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi harus mendapat dukungan penuh dari lembaga yudikatif dan legislatif. Menurutnya, korupsi di Indonesia sudah mewabah dan bersifat kronis, seperti penyakit yang menyerang tubuh hingga berdampak pada seluruh bagian.

"Jadi menurut saya lebih baik diarahkan ke situ (political will untuk memberantas korupsi)," tandasnya.

Editorial Team