Mahasiswa UNY Rancang Aplikasi Bantu Anak Disgrafia Dapat Menulis

Anaj disgrafia kesulitan untuk menulis  

Sleman, IDN Times - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang sebuah aplikasi untuk membantu anak disgrafia, yaitu gangguan belajar yang membuat seseorang kesulitan untuk menuliskan atau mengekspresikan pikiran dan perasaannya dalam bentuk tulisan. 

Alim Tegar Wicaksono bersama Ikhwan Inzaghi Siswanto dan Maria Bernadetha Charlotta Wonda Tiala merancang aplikasi yang diberi nama Edugraph, yang merupakan kepanjangan dari Education for Dysgraphia.

1. Anak dengan disgrafia memiliki kemungkinan menulis sangat pelan

Mahasiswa UNY Rancang Aplikasi Bantu Anak Disgrafia Dapat MenulisPexels/Pixabay

Alim mengungkapkan anak-anak yang memiliki disgrafia dapat menulis namun sangat pelan. Hasil tulisan bisa jadi sangat tak terbaca dan melakukan banyak kesalahan ejaan karena tidak mampu memadukan huruf.

"Disgrafia biasanya terjadi saat anak pertama kali berinteraksi dengan huruf, yaitu ketika berumur sekitar enam tahun atau dapat dikatakan ketika anak duduk di bangku sekolah dasar," ungkapnya.

2. Kesulitan belajar disgrafia bisa mempengaruhi proses edukasi

Mahasiswa UNY Rancang Aplikasi Bantu Anak Disgrafia Dapat MenulisMahasiswa UNY rancang aplikasi untuk bantu anak Disgrafia dapat menulis. Dok: Humas UNY

Alim menjelaskan, kesulitan belajar anak disgrafia jika dibiarkan akan mempengaruhi proses edukasi terutama dalam aspek pengetahuan, keahlian, nilai, moral, keeprcayaan dan kebiasaan.

"Anak disgrafia ini membutuhkan metode khusus seperti remidi yaitu proses usaha atau perbaikan. Tutor mengajarkan kemampuan dasar menulis seperti cara mengepalkan tangan, menggerakkan pergelangan, siku, dan lain sebagainya.

"Serta strategi tertentu yang perlu dirumuskan untuk dapat memenuhi kebutuhan anak disgrafia," terangnya.

Baca Juga: Mahasiswa UNY Bikin Dompet Antimaling Berteknologi Bluetooth

3. Mahasiswa gunakan software Optical Character Recognition

Mahasiswa UNY Rancang Aplikasi Bantu Anak Disgrafia Dapat Menulispixabay.com/Free-Photos

Maria Bernadetha Charlotta Wonda Tiala menjelaskan di dalam Edugraph, siswa diajak menonton video senam motorik dan melihat tabel serta animasi penulisan sekaligus mendengarkan pengucapan huruf angka dan simbol. Siswa juga diminta menulis huruf angka dan simbol dengan kanvas, alat tulis dan kamera. Setelah selesai siswa dapat melihat peringkatnya.

Edugraph menggunakan OCR yaitu Optical Character Recognition, sebuah jenis software yang berfungsi untuk membaca atau mengekstrak teks dari hasil scan dokumen ketik atau tulisan tangan tanpa perlu mengetik atau memasukkan teks secara manual.

“Sedangkan materi pembelajaran utamanya meliputi tes menulis serta gamifikasi sebagai metode instruksional menghibur yang memungkinkan untuk melakukan pengulangan di lingkungan yang menyenangkan bagi siswa” terangnya.

Lebih lanjut, Maria menjelaskan kebutuhan anak disgrafia akan program untuk menulis (handwriting program) diwujudkan dengan fitur tes menulis yang berisi soal-soal yang menguji anak untuk menulis berbagai komponen tulisan yang sebelumnya dipelajari pada tabel huruf, angka dan simbol.

"Jawaban dari soal-soal tadi kemudian dievaluasi menggunakan teknologi OCR sehingga evaluasi terjadi secara otomatis dan cepat," paparnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya