Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNY

Gunakan data dan teknologi untuk ambil kebijakan

Sleman, IDN Times - Hasto Wardoyo yang menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Rekayasa Sosial Kemasyarakatan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Sabtu (1/8/2020).

Pemberian gelar tersebut dilatarbelakangi jasa Hasto dalam hal penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk pembangunan, baik saat masih menjabat sebagai Bupati Kulon Progo, maupun saat menjadi Kepala BKKBN.

Baca Juga: Menteri Desa PDTT Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNY 

1. Gunakan data dan teknologi untuk ambil kebijakan

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNYRektor UNY Sutrisna Wibawa. Dok: Humas UNY

Rektor UNY, Sutrisna Wibawa menjelaskan, Hasto Wardoyo merupakan salah satu tokoh yang selama kepemimpinannya selalu menggunakan data dan teknologi sebagai acuan pengambilan kebijakan. Menurutnya, selama ini Hasto selalu berdedikasi dan berkomitmen dalam pengembangan masyarakat vokasional berbasis teknologi unggul.

"Praksis penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk pembangunan, layaknya sudah dilakukan Hasto Wardoyo, harus terus dikuatkan, ditularkan, dan senantiasa dikembangkan sehingga bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat," ungkapnya pada Sabtu (1/8/2020).

2. Ciptakan perubahan yang revolusioner

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNYPemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Hasto Wardoyo. Dok: Humas UNY

Sementara itu, Hasto menjelaskan, di dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik untuk kesejahteraan rakyat juga harus dengan paradigma baru. Tidak cukup dengan inovasi pelayanan yang sekadar menjadi bagian dari normal sains, akan tetapi harus dengan perubahan paradigma yang revolusioner, mengubah mindset, mengubah tatanan/regulasi.

"Perubahan cara berpikir (mindset) ini harus dilakukan karena menjadi bagian penting perubahan revolusioner. Dari sini, maka dilahirkan gerakan Bela dan Beli Kulon Progo dengan dua makna yaitu pertama gerakan ideologis untuk membela bangsa sendiri dengan membela produknya, dan yang kedua makna membeli produk sendiri yang secara ekonomi, rakyat akan membangun sistem kendali dan meningkatkan peredaran uang di lokal," terangnya.

3. Beberapa gebrakan telah dilakukan

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNYPemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Hasto Wardoyo. Dok: Humas UNY

Hasto menerangkan, ada sejumlah gebrakan yang sudah dia lalukan ketika menjadi Bupati Kulon Progo. Gebrakan tersebut meliputi mewajibkan PNS membeli beras dari petani Kulon Progo sebanyak 10 kg/bulan, diversifikasi PDAM Kulon Progo dengan membuat air minum dalam kemasan Air-Ku, menghidupkan industri batik dengan menciptakan batik Geblek Renteng dengan pangsa pasar 82.000 siswa sekolah, 6.000 PNS serta 5.800 guru swasta dan perangkat desa, membuat Tomira (Toko Milik Rakyat) dan lain sebagainya.

"Gerakan ini menjadi bagian dari perubahan paradigma dan cara berpikir yang akan merubah pola pikir, pola sikap, pola kerja bagi birokrasi, perangkat desa dan masyarakat. Hidup lebih produktif, sederhana dan saling kerja sama dalam bidang usaha, serta memacu tumbuhnya jiwa kewirausahaan di tengah keluarga dan masyarakat," paparnya.

Baca Juga: Ringankan Beban Ekonomi Mahasiswa, UNY Siapkan 5 Skema Pembayaran UKT 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya