Sinergi dengan Rusia, BRIN Mencoba Cetak Ahli di Bidang Nuklir
- BRIN mendorong pemanfaatan tenaga nuklir untuk energi terbarukan
- Bekerja sama dengan Rusia dalam kegiatan Nuclear Young Talent Fest. untuk mencetak SDM bidang nuklir
- Skema kolaborasi riset dan pengembangan sumber daya manusia antara BRIN dan Rusia
Yogyakarta, IDN Times - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong pemanfaatan tenaga nuklir untuk kebaikan manusia, salah satunya sebagai pilihan energi terbarukan. Upaya pemanfaatan tenaga nuklir ini juga dilakukan dengan mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidang nuklir.
Peningkatan kapasitas SDM tersebut, salah satunya dilakukan bekerja sama dengan Rusia, diwujudkan dalam kegiatan Nuclear Young Talent Fest. yang diinisiasi Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDMI) BRIN dengan tim HRD ROSATOM dan beberapa universitas di Rusia.
Mengusung tema Development and Promoting the Nuclear Higher Education Program, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia IPTEK dan membangun kolaborasi riset dan inovasi bidang ketenaganukliran.
Kegiatan digelar di Yogyakarta pada 14 - 17 Oktober 2024.
1. Jalin sinergi dengan Rusia

Deputi Bidang SDMI BRIN, Edy Giri Rachman Putra mengatakan, BRIN mengupayakan mencetak SDM yang memiliki keahlian di bidang nuklir. Sinergi dengan Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki keunggulan di bidang nuklir. Ia menyebut nuklir bisa menjadi salah satu energi alternatif.
“Berdasar Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024, bahwa nuklir salah satu opsi energi baru terbarukan. Dulu (nuklir) pilihan terakhir. Dengan itu BRIN menyiapkan skema terkait pengembangan SDM, khususnya nuklir,” ungkap Edy, Senin (14/10/2024).
Edy menyebut saat ini terjalin kerja sama antara BRIN dengan Tomsk Polytechnic University dalam program Degree by Research (DbR). Terdapat empat mahasiswa program S3, dan 1 mahasiswa program S2 yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Rusia melalui skema tersebut, dan akan membuka tahap ke-2 untuk program DbR.
"Melalui skema kolaborasi riset yang ada di BRIN diharapkan kerja sama dengan Rusia akan lebih meningkat dan sinergis untuk mempercepat penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam penguasaan iptek nuklir melalui kegiatan riset," imbuh Edy.
2. Para mahasiswa didorong kuasai keahlian di bidang nuklir

Selain program DbR, BRIN juga memiliki skema untuk mendukung mahasiswa, dosen maupun peneliti melakukan magang, atau kegiatan riset bersama di Rusia melalui skema joint research visit dan skema lainnya seperti postdoctoral, visiting researcher atau profesor, untuk melakukan kegiatan riset bersama di Indonesia, termasuk menyiapkan beasiswa program doktor untuk Ttalenta riset nasional bekerja sama dengan LPDP.
“Dengan menguatkan skema-skema mobilitas periset dari Rusia ke Indonesia ke depan, maka Politeknik Nuklir di Yogyakarta, akan disiapkan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan iptek nuklir untuk tingkat nasional atau regional, bekerja sama dengan Rosatom Technical Academy (Rosatomtech),” tambah Edy.
3. Nuklir untuk kebaikan masyarakat

Director of The Office from Rosatom International Network, Anna Belokoneva menyambut baik kerja sama ini. Ia menyinggung nuklir bisa memberi manfaat, seperti di bidang kesehatan maupun agrikultur. “Kami meyakini tenaga nuklir bisa menyelesaikan berbagai masalah, tentang keamanan energi dan perubahan iklim,” ungkap Anna.
Anna mengatakan penguatan energi nuklir untuk kebermanfaatan masyarakat ini, tidak bisa lepas dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Ia mengaku senang bisa membagi ilmu tentang nuklir kepada mahasiswa di Indonesia. “Rusia sangat terbuka membantu Indonesia pengembangan teknologi nuklir,” ucap Anna.