Rangsang Industri Percetakan, DIY Gelar Jogja Printing Expo

- Pemerintah DIY berkomitmen tumbuhkan industri percetakan
- Jogja Printing Expo 2025 jadi momentum transformasi teknologi
- Pameran mendukung ekosistem kreatif, sinergi industri, dan peluang bisnis lintas sektor
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkomitmen memperkuat dan menumbuhkembangkan industri percetakan di wilayahnya.
Sebuah pameran bertajuk Jogja Printing Expo 2025 diyakini mampu menjembatani menuju solusi strategis atas tantangan utama sektor ini. Pameran industri percetakan pertama di Yogyakarta ini bakal diselenggarakan di Jogja Expo Center (JEC), 21-24 Mei mendatang.
Event ini menjadi momentum bagi para pelaku industri untuk menampilkan transformasi dan kemajuan teknologi yang membentuk masa depan industri percetakan di Indonesia.
1. Dari tekstil hingga UMKM

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati menuturkan, pameran ini mampu menjadi stimulus bagi industri kreatif di DIY. Apalagi tercatat saat ini ada 978 industri percetakan di DIY yang tersebar di lima kabupaten/kota.
Angka tersebut jadi modal besar untuk memahat ekosistem kreatif secara berkelanjutan antara pelaku industri lokal dan skala nasional. Terlebih, potensi industri percetakan tak terbatas pada layanan grafika atau iklan luar ruang, tapi juga menyangkut sektor strategis seperti tekstil.
Kata Yuna, ekspor produk tekstil di DIY berkontribusi besar dalam industri pengolahan dengan menyumbang 11,8 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsinya.
"Salah satu permasalahan industri percetakan di Indonesia adalah peran Indonesia dalam perdagangan internasional yang relatif masih kecil," kata Yuna, Senin (19/5/2025).
Oleh karenanya, dia melihat pameran seperti Jogja Printing Expo ini mampu menjadi jembatan strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Pameran ini juga diharapkan mampu menarik atensi sektor UMKM sehingga mereka melek pada aspek percetakan, dalam hal ini menyangkut kemasan.
Kemasan berperan vital dalam meningkatkan nilai jual UMKM karena mampu meningkatkan daya tarik visual, mempersepsikan kualitas sekaligus melindungi produk, selain menampilkan informasi produk, membangun identitas brand.
"Kalau melihat kondisi saat ini memang banyak sekali produk-produk makanan yang mungkin kemasannya belum memenuhi standar, belum memenuhi persyaratan yang baik untuk produksi makanan," kata Yuna.
"Ini akan sangat mendukung teman-teman UMKM, teman-teman perusahaan pengolahan makanan yang memang produknya harus dikemas secara baik, rapi, higienis kalau untuk makanan. Sehingga bisa dipamerkan, dipromosikan sampai mungkin ke tingkat internasional," harapnya.
2. Inovasi termutakhir di bidang percetakan

Daud D. Salim, CEO Krista Exhibitions selaku pelaksana gelaran menjelaskan, Jogja Printing Expo 2025 akan digelar secara bersamaan dengan Jogja Food & Beverage Expo, Jogja Pack & Process Expo, dan Jogja All Tea Expo 2025.
Sinergi keempat pameran ini menciptakan sebuah ekosistem industri yang saling terhubung mulai dari percetakan, pengemasan, makanan dan minuman, juga sektor minuman teh, sehingga membuka peluang kolaborasi antar sektor serta memperluas jaringan bisnis lintas industri.
Secara khusus, Jogja Printing Expo akan menampilkan berbagai inovasi termutakhir di bidang digital printing, mesin cetak industri, teknologi finishing, hingga solusi percetakan
berkelanjutan.
Pameran ini dirancang sebagai platform strategis bagi pelaku usaha, UMKM, desainer grafis, penerbit, rumah produksi, hingga institusi pendidikan. Jogja Printing Expo 2025 menjadi wadah untuk menjelajahi teknologi terkini, membangun kemitraan bisnis, sekaligus memahami tren global dalam industri percetakan.
Daud bilang, pameran diikuti 27 peserta, di antaranya 10 UMKM dari industri percetakan. Target empat hari penyelenggaraan menyedot kehadiran 12 ribu pengunjung.
Selain sebagai platform strategis untuk menampilkan inovasi teknologi terkini, Jogja Printing Expo juga dimaksudkan memperkuat sinergi antar sektor industri seiring dengan kolaborasi pameran lainnya seperti Jogja Food & Beverage Expo, Jogja Pack & Process Expo, dan Jogja All Tea Expo.
"(Pameran) memperluas peluang bisnis lintas industri dan mendukung pertumbuhan ekosistem kreatif yang berkelanjutan. Kami percaya pameran ini akan mendorong kemajuan industri percetakan nasional serta memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat inovasi industri kreatif," ungkap Daud.
3. Bedah tren dan teknologi cetak kemasan masa depan

Daud merinci, selama pameran berlangsung akan dihelat pula berbagai seminar menarik seperti Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) yang mengajak peserta menyelami dua topik kunci: 'Prospek Bisnis Industri Berbahan Baku Kertas' dan 'Prospek Bisnis Industri Kemasan'.
"(Dua topik kunci) mengulas dinamika rantai pasok serta inovasi produk dalam cetak modern yang terus berkembang," jelas Daud.
Sementara itu, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) rencananya mengangkat tema 'Peluang dan Tantangan UMKM di Era Artificial Intelligence'.
Menutup rangkaian seminar, Printpack Magazine menyuguhkan wawasan mendalam lewat sesi 'Bringing Smarter Future for Printing Packaging Products'. Isinya, membedah tren dan teknologi cetak kemasan masa depan yang siap bersaing di kancah global.
Lebih dari sekadar seminar, Jogja Printing Expo 2025 menghadirkan program Business Matching yang menghubungkan pelaku usaha, pemilik brand, penyedia teknologi, dan calon mitra bisnis potensial.
Pertemuan yang dikurasi secara profesional ini menjadi momentum strategis untuk membangun kerja sama baru, memperluas jaringan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor grafika dan manufaktur kreatif.
"Seminar dan business matching ini menjadi wadah penting untuk mendukung industri percetakan dan pengemasan yang berkelanjutan dan adaptif," tutupnya.