Ketum PP Muhammadiyah Masuk Jajaran 500 Muslim Berpengaruh Dunia

- Haedar Nashir kembali masuk dalam jajaran The World's 500 Most Influential Muslim 2025 bersama tokoh Indonesia lainnya.
- Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah makin besar dan dikenal dunia dengan membawa pulang anugerah Zayed Award 2024.
- Muhammadiyah di tangan Haedar terlibat dalam pembangunan lembaga pendidikan, kesehatan, isu global, serta program kemanusiaan di berbagai negara.
Yogyakarta, IDN Times - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, kembali berada di jajaran The World’s 500 Most Influential Muslim 2025.
Selain Haedar, beberapa tokoh di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut di antaranya Presiden Joko Widodo, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Gus Yahya, dan Khofifah Indar Parawansa.
1. Konsistensi Haedar bersama Muhammadiyah
Haedar Nashir memimpin Muhammadiyah sejak 2015. Di kepemimpinannya, ia berusaha mengoptimalkan organisasinya untuk mewujudkan pelayanan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang prima, inklusif dan berkualitas.
Haedar juga membuat nama Muhammadiyah makin besar, dan dikenal dunia dengan membawa pulang anugerah Zayed Award 2024 pada Februari lalu.
"Kami akan terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak di tingkat global, khususnya dalam peran persaudaraan universal dan kemanusiaan, khususnya yang mengedepankan kebijaksanaan, keadilan, nilai-nilai dan karakter yang mandiri dan moderat di dunia," kata Haedar dikutip dari keterangan resmi PP Muhammadiyah, Sabtu (12/10/2024).
2. Kiprah Muhammadiyah untuk kemanusiaan

Haedar menegaskan, kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam di tahun 1912, adalah selaku organisasi persaudaraan kemanusiaan bagi seluruh umat.
Dia menyebut, Muhammadiyah memiliki sejarah panjang terkait gerakan Islam moderat yang mengedepankan cara hidup bersama dalam pola pikir terbuka, toleran, peran kemanusiaan, dan lingkungan damai, meskipun ada keberagaman agama, suku, budaya dan kelompok sosial dalam masyarakat di Indonesia.
Muhammadiyah, di tangan Haedar, menunjukkan perkembangannya di kehidupan bermasyarakat dengan pembangunan lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, kepedulian sosial, pemberdayaan ekonomi, dan pengembangan masyarakat.
Selain itu, Muhammadiyah juga mengambil peran dalam isu global. Salah satunya terlibat dalam penyelesaian antara konflik Filipina dengan Thailand. Muhammadiyah juga terlibat dalam program kemanusiaan di Rohingya dan Cox'z Bazar di Bangladesh.
"Muhammadiyah juga membangun Madrasah di Beirut untuk anak-anak Palestina dan satu sekolah di Rahine untuk anak-anak Rohingya. Semua itu dilatarbelakangi oleh rasa kemanusiaan dan kesadaran, bahwa dalam peradaban modern, seluruh umat manusia berhak hidup bahagia dan hidup berdampingan secara damai tanpa adanya diskriminasi, penderitaan, dan penindasan," pungkas Haedar.
3. Diadakan setiap dua tahun sekali

Ajang penghargaan nominasi The Muslim 500 diadakan setiap dua tahun sekali untuk seluruh tokoh muslim berpengaruh di dunia. The Royal Islamic Strategic Studies Centre (MABDA), memulai ajang ini sejak 2009.
Beberapa tokoh yang terpilih memiliki peran di berbagai bidang seperti pendidikan, bisnis, sains dan teknologi, sosial hingga budaya.