Selain Wisata Religi, Gunung Gambar Gunungkidul juga Jadi Sentra Kopi

- Tanaman kopi Gunung Gambar memiliki sejarah panjang, ditanam sejak masa VOC dan dihidupkan kembali oleh kelompok tani setempat dengan dukungan program KKN UGM.
- Potensi kopi Gunung Gambar bisa menjadi ikon baru, perlu berkolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam mengembangkan potensi wilayah.
- Gunung Gambar akan ditanami ratusan bibit pohon kelapa untuk mendukung pengembangan kopi di kawasan tersebut.
Gunungkidul, IDN Times - Tak hanya dikenal sebagai tujuan wisata, kawasan Gunung Gambar di Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul juga mengembangkan budidaya kopi. Pengelolaan dilakukan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.
Kopi mulai ditanam sejak 2021 di lahan seluas tiga hektar, dan dapat dipanen sepanjang tahun dengan total produksi sekitar satu ton per tahun. Pada panen kali ini, Pokdarwis berhasil memetik sekitar 30 kilogram kopi yang kemudian disuplai ke sejumlah kafe di Gunungkidul.
“Gunung Gambar memiliki nilai sejarah yang sangat kuat, tetapi kami sadar anak-anak muda dan wisatawan milenial perlu daya tarik lain. Karena itu kami kembangkan kopi ini,” ujar Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kampung Ngawen, Wagino saat panen kopi, Sabtu (5/7/2025).
1. Tanaman kopi sudah ada sejak VOC

Wagino menyebut, kopi Gunung Gambar memiliki jejak sejarah panjang. Berdasarkan catatan di Perpustakaan Mangkunegaran, tanaman kopi di kawasan ini telah ada sejak masa VOC. Budidaya kopi kemudian dihidupkan kembali oleh kelompok tani setempat dengan dukungan program KKN dari Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai bagian dari pengembangan daya tarik wisata.
Namun, ia tak menampik masih ada sejumlah kendala dalam proses pengembangan, seperti keterbatasan lahan dan akses air.
“Permintaan pasar banyak, tetapi lahannya masih kurang. Kami mulai mengembangkan dari kebun ke pekarangan rumah warga. Kalau ada izin pembukaan lahan, mungkin bisa lebih luas,” katanya.
2. Potensi kopi Gunung Gambar bisa menjadi ikon baru

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan bahwa pengembangan kawasan Gunung Gambar perlu diarahkan agar tidak hanya bergantung pada wisata religi. Ia mendorong agar daya tarik lain juga dimunculkan untuk memperluas potensi ekonomi masyarakat.
"Bagaimana caranya agar Kalurahan Kampung punya salah satu obyek wisata yang mampu mendatangkan investor dan wisatawan, sehingga masyarakat bisa tumbuh dan berkembang secara ekonomi. Karena itu, semua tokoh dan teman-teman dari fakultas pertanian harus berkolaborasi," ujarnya.
Menurut Endah, kopi Gunung Gambar berpotensi menjadi ikon baru. Produk tersebut bisa diolah menjadi minuman instan atau dikembangkan menjadi wisata edukatif seperti petik kopi.
"Jangan hanya wisata religi tanpa ada yang menarik lain. Kita buat brand baru, misalnya kafe, karena kopi tidak akan basi dan saat ada tamu tinggal diseduh. Dari situ bisnis bisa berkembang," jelasnya.
Endah juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam mengembangkan potensi wilayah. Salah satu bentuk dukungan yang disiapkan adalah pemberian bibit kelapa hibrida untuk lahan seluas tiga hektar.
“Setiap akhir pekan rata-rata 25 ribu wisatawan datang ke pantai,nah ini harus kita dukung, supaya wisata di Gunungkidul tumbuh, kita harus siapkan semua aspek, dari potensi wisata di masing-masing kapanewon, infrastruktur, hingga fasilitas di tempat wisata,termasuk penambahan bibit kelapa ini” lanjutnya.
3. Selain tanaman kopi, Gunung Gambar akan ditanami ratusan bibit pohon kelapa

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan kopi di kawasan Gunung Gambar. Selain akan menyalurkan 330 bibit kelapa beserta pupuk organik pada Oktober hingga Desember mendatang, pihaknya juga menyiapkan pendampingan untuk pengendalian hama tanaman.
“Kami juga sudah memetakan kebutuhan air. Sebenarnya sudah dianggarkan pembuatan sumur bor, tetapi tahun ini tertunda karena efisiensi anggaran. Ini sedang kita perjuangkan agar tahun depan bisa terealisasi,” ujarnya.
Gunung Gambar dikenal sebagai situs sejarah dan religi, yang diyakini menjadi tempat bertapa Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa saat memohon petunjuk dalam perjuangan melawan kolonial Belanda. Perpaduan nilai sejarah, budaya, dan potensi kopi diharapkan mampu menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata edukasi yang berkelanjutan.