Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ini Penyebab Keuangan PT Primissima Kacau hingga Rumahkan Karyawan

Bangunan PT Primissima yang rumahkan ratusan karyawannya. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • PT Primissima (Persero) berhenti operasi dan merumahkan ratusan karyawan karena kesulitan modal.
  • Kesulitan modal disebabkan oleh kontrak jangka panjang untuk impor kapas yang membuat harga kapas anjlok.
  • Pemerintah melalui PPA berupaya menyelamatkan perusahaan dengan restrukturisasi aset dan efisiensi operasional.

Sleman, IDN Times - PT Primissima (Persero) mengalami kesulitan modal hingga ujung-ujungnya berhenti beroperasi sementara dan merumahkan ratusan karyawannya bulan Juni 2024 kemarin.

Direktur Utama PT Primissima, Usmansyah, pun buka-bukaan penyebab kesulitan modal yang membuat mereka sampai harus diselamatkan oleh pemerintah melalui Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

1. Arus kas anjlok, salah langkah dan pensiun besar-besaran

Direktur Utama PT Primissima (Persero), Usmansyah (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Usmansyah menceritakan, PT Primissima mengalami kesulitan modal semenjak perusahaan membuat kontrak jangka panjang mendatangkan kapas secara impor untuk bahan baku benang tahun 2011. Menurut dia, perusahaannya memang memiliki lini usaha pemintalan benang atau spinning.

Sewaktu itu, imbuh Usmansyah, pengadaan bahan baku dan mesin dipenuhi lewat skema pinjaman kepada Bank Mandiri. Tak disangka, harga kapas anjlok tiga bulan kemudian.

"Untuk menjaga harga pada waktu itu manajemen membuat kontrak jangka panjang dengan harga dipatok sekian, ternyata baru tiga bulan jalan harga kapas jatuh," kata Usmansyah, Kamis (11/7/2024).

"Katakanlah kontraknya dengan harga 2,9 tapi tiba-tiba harga kapas jatuh 0,9. Nah, yang kita bayar kan 2,9," lanjut dia memberi gambaran.

Arus kas semakin anjlok ketika perusahaan memenuhi hak pekerja berupa pesangon sejumlah karyawan yang pensiun kala itu. Kata Usmansyah, tahun 2011-2013 menjadi periode puncak para pegawai angkatan pertama perusahaan purnabakti.

"Primissima itu berdirinya 1971," tuturnya.

Arus kas anjlok dikarenakan perusahaan membayarkan pesangon pensiunan total senilai Rp40 miliar sekaligus.

2. Garap benang orang lain, omzet tak sebanding

Aula PT Primissima (primissima.co.id)

Semenjak mengalami kesulitan modal kerja, perusahaan susah payah belanja bahan baku, membayar gaji karyawan dan listrik untuk operasional 400 unit mesin pabrik. Padahal, klaim Usmansyah, pesanan waktu itu masih cukup banyak, termasuk dari rekanan-rekanan loyal. Tapi, apa daya. Tanpa modal kerja, tak ada yang bisa dilakukan.

"Pesanan sangat banyak, tapi tidak bisa dipenuhi karena kita enggak jalan," ucap Usmansyah yang ditunjuk menjadi dirut tahun 2016 itu.

Bagaimanapun, perusahaan harus tetap jalan. PT Primissima kemudian menempuh alternatif dengan skema work order (WO), atau menggarap benang milik pihak lain menjadi kain sampai beberapa tahun terakhir.

Itu pun omzet berkurang drastis, cuma Rp1,2 miliar sebulan. Sementara gaji karyawan, listrik, dan lain sebagainya bisa mencapai Rp2 miliar sebulan. Perusahaan terus melakukan tambal sulam sampai benar-benar kehabisan akal.

"Mentok, gaji gak kebayar," imbuh Usmansyah.

Terakhir, perusahaan belum membayarkan gaji para pegawai sejak Mei 2024. Mereka kemudian dirumahkan per 12 Juni 2024 dengan menerima upah 25 persen dari hak masing-masing. Sedangkan jajaran direksi juga belum menerima pembayaran yang apabila dikalkulasi setara gaji lima kali.

3. Upaya penyelamatan perusahaan

Bangunan PT Primissima yang rumahkan ratusan karyawannya. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Usmansyah melanjutkan, saat ini pemerintah berupaya penyelamatan perusahaan sedang dilakukan lewat campur tangan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Kata dia, restrukturisasi aset dan efisiensi operasional secara optimal dibutuhkan demi cairnya pinjaman modal. Ini juga agar pinjaman modal kerja mendatang mampu dijamin dan dikembalikan.

"Perlu diketahui kenapa Primissima tidak menggunakan mekanisme pendanaan dari bank, nggak bisa karena sejak 2001 seluruh aset Primissima itu jadi jaminan utang di Bank Mandiri," tegasnya.

PPA sekarang juga berunding dengan Bank Mandiri untuk mendapatkan jatah jaminan yang sebagian dipakai sebagai dana talangan ke PT Primissima. Usmansyah merinci, aset perusahaan tercatat Rp180 miliar, sedangkan hutang ke Bank Mandiri sekitar Rp55 miliar.

Ia memperkirakan dana talangan akan mengucur sebesar Rp2,4 miliar dan itu akan dipakai untuk belanja bahan baku dan membayar gaji pegawai. Sedangkan Rp550 juta dialokasikan untuk meremajakan suku cadang 80 dari 400an unit mesin-mesin tua sehingga bisa digunakan lagi.

4. Bisa kerja lagi selambat-lambatnya Agustus

PT Primissima (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Besar harapan Usmansyah jika dana talangan ini bisa cair pada 20 Juli atau paling lama 1 Agustus 2024. Setelah itu, karyawan yang dibutuhkan dipekerjakan kembali, kemudian utang-utang lama akan mulai dicicil pelunasannya.

"Tapi, karena program efisiensi, gak bisa semua karyawan masuk karena penghasilannya tidak akan mengkover semua gaji karyawan," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us