Fakta-fakta Rekonstruksi Duel Celurit yang Tewaskan Pelajar di Bantul

- Rekonstruksi duel celurit yang menewaskan pelajar dilakukan oleh Satreskrim Polres Bantul
- Ada 30 adegan diperagakan oleh tersangka NA, termasuk saat pelaku mengayunkan celurit ke arah tubuh korban hingga menyebabkan kematian
- Korban dan tersangka sempat bersalaman usai duel maut, serta rekonstruksi dilakukan di lokasi berbeda untuk menjaga kondusivitas
Bantul, IDN Times - Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Bantul menggelar rekonstruksi kasus duel maut bersenjata celurit yang menewaskan ASP (17), seorang pelajar asal Magelang yang berdomisili di Kalurahan Wirokerten, Kapanewon Banguntapan, Bantul. Peristiwa nahas itu terjadi pada Minggu (11/5/2025) dini hari.
Rekonstruksi digelar di Mapolres Bantul dengan menghadirkan penyidik dari Kejaksaan Negeri Bantul, sejumlah saksi, serta tersangka NA (18). Kegiatan ini turut disaksikan oleh keluarga korban dan keluarga tersangka.
1. 30 adegan diperagakan oleh tersangka NA

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengatakan rekonstruksi dilakukan untuk melengkapi berkas perkara terkait peristiwa yang terjadi di Jalan Bawuran, Pleret, Bantul, pada Minggu (11/5/2025) dini hari.
"Ada 30 adegan dalam reka ulang ini," ujar Jeffry dalam keterangannya, Rabu (18/6/2025).
2. Tersangka ayunkan celurit beberapa kali ke arah tubuh korban

Dalam rekonstruksi, tersangka dan para saksi memperagakan adegan sejak awal, mulai dari berkumpul sambil pesta miras di rumah salah satu saksi.
"Yang menyebabkan korban meninggal ada di adegan ke-22, saat pelaku mengayunkan celurit beberapa kali ke arah tubuh korban hingga mengenai bagian dada kiri," jelasnya.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Rajawali Citra Banguntapan, namun nyawanya tidak tertolong dalam perjalanan.
3. Korban dan tersangka sempat bersalaman usai duel maut

Ada fakta baru yang ditemukan dalam rekonstruksi ini, yakni korban dan pelaku sempat bersalaman usai duel.
“Setelah duel berakhir, korban dan pelaku sempat bersalaman,” ucap Jeffry.
Ia juga menjelaskan, pihak kepolisian sengaja memilih lokasi lain untuk rekonstruksi tersebut untuk menjaga situasi tetap kondusif.
"Kami memang memilih lokasi yang berbeda, dengan alasan keamanan dan menjaga kondusivitas,” katanya.