Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BPBD Bantul Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana

Ilustrasi Gempa (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • BPBD Bantul membeberkan 11 potensi bencana, termasuk gempa bumi dan tsunami.
  • Potensi bencana lainnya meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang, kekeringan, dan kebakaran.
  • BPBD dan BMKG telah membentuk Kalurahan siaga tsunami di pinggir pantai serta memiliki 29 alat Early Warning System di sepanjang pantai selatan Bantul.

Bantul, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul membeberkan hasil kajian potensi bencana mencapai 11 macam. Dua di antaranya yang menjadi perhatian utama adalah bencana gempa bumi dan tsunami.

1. Berharap bencana gempa dan tsunami tidak terjadi

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanta.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanta mengatakan, potensi bencana tahunan di Bantul adalah banjir, tanah longsor, angin kencang, kekeringan hingga kebakaran. 

"Yang berat potensi bencana bagi Bantul ada gempa bumi dan tsunami, namun kita berharap hal itu tidak terjadi," ujarnya saat Apel Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 di Lapangan Paseban Bantul, Minggu (27/4/2025).

2. Bantul miliki kalurahan siaga tsunami dan EWS tsunami

Ilustrasi info tsunami (IDN Times/Arief Rahmat)

Potensi bencana gempa bumi dan tsunami di Bantul khususnya gempa bumi terjadi di sesar Opak jika gempa bumi berpusat di daratan serta ada potensi gempa megatrust (gempa bumi berpusat di laut) yakni pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang bisa berpotensi menimbulkan tsunami megatrust.

"Jadi ada potensi gempa bumi yakni sesar Opak dan Megatrust yang berpotensi terjadinya tsunami," terangnya.

Untuk mengantisipasi potensi tsunami, BPBD dan BMKG telah membentuk Kalurahan siaga tsunami yang diakui UNESCO, yakni kalurahan siafa yang berada di pinggir pantai, mulai Kalurahan Parangtritis, Tirtohargo, Garingsari dan Poncosari.

Selain itu BPBD memiliki 29 alat Early Warning System (EWS) yang ada di sepanjang pantai selatan Bantul. "Sebulan sekali dilakukan uji coba alat EWS sehingga ketika ada yang rusak akan segera diperbaiki atau diganti. Sebenarnya dengan panjang pantai selatan Bantul tidak cukup hanya 29 EWS, namun butuh sekitar 45 alat EWS karena tambahan komunitas masyarakat di pinggir pantai," terangnya.

3. Pentingnya pendidikan kesiapsiagaan bencana sejak usia dini

Ilustrasi Pelajar SD (IDN Times/Mardya Shakti)

Agus Yuli mebambahkan tak kalah penting adalah, pendidikan bagi anak TK, SD hingga SMP terkait bahaya bencana gempa bumi dan tsunami terutama pada sekolah yang letaknya tidak jauh dari pantai.

"Sejak dini atau dari anak-anak harus dibangun kesiapsiagaan bencana, sehingga ketika potensi bencana itu terjadi maka anak-anak sudah siap akan berbuat apa," tuturnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us