Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

2 Ternak di Girisubo Gunungkidul Mati Mendadak, Diduga Terkena Antraks

Ilustrasi sapi mati akibat terpapar antraks. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Kasus ternak mati mendadak terjadi di Tileng, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul.
  • Penyebab kematian ternak diduga berasal dari pakan yang terpapar antraks di zona merah antraks.
  • DPKH memberikan antibiotik, pengguyuran formalin, dan vaksinasi kepada 754 ternak di zona merah antraks serta memberlakukan larangan membawa ternak keluar selama 20 hari.

Gunungkidul, IDN Times - Kasus ternak mati mendadak terjadi kembali di Kabupaten Gunungkidul. Kali ini terjadi di Tileng, Kapanewon Girisubo.

1. Ternak mati pada Sabtu (26/4/2025)

Sapi berwarna coklat (pexels.com/@viniciuspnts)

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan dua ternak yang mati mendadak yakni satu sapi dan kambing, ditemukan oleh pemiliknya pada hari Sabtu (26/4/2025).

"Hasil laboratorium memang belum keluar, namun kita menduga terpapar antraks, karena ternak yang mati berada di zona merah antraks," tuturnya, Rabu (7/5/2025).

2. Penularan antraks diduga dari pakan ternak

ilustrasi orang membawa rumput (pexels.com/ Joe Haynie)

Menurutnya, penyebab kematian ternak berasal dari pakan yang dikonsumsi ternak. "Penularan antraks itu diduga dari pakan ternak, karena pakan itu sebelumnya diletakkan di zona merah ternak," ucapnya.

Zona merah antraks di Gunungkidul saat ini berada di Tileng, Girisubo dan Bohol, Rongkop. DPKH telah memberikan antibiotik, pengguyuran formalin hingga vaksinasi terhadap ternak di zona merah. "Di Bohol sudah selesai dan saat ini berlanjut di Tileng. Total sudah ada 754 ternak yang divaksinasi," katanya.

3. Larang ternak keluar dari zona merah antraks

hewan ternak sapi (pexels.com/@pixabay)

Lebih lanjut Wibawanti mengatakan, larangan membawa ternak keluar dari zona merah antraks berlaku selama 20 hari, sembari DPKH melakukan penanganan terkait pencegahan antraks.

"Kita juga melakukan pendekatan dengan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi). Kita tidak ingin kasus antraks meluas," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us