Pemkot Jogja Bakal Atur Jenis kendaraan yang Melintas di Jembatan Kleringan

- Desain jembatan 100 tahun lalu, logam alami korosi dan tidak sesuai beban lalu lintas saat ini
- Antisipasi kendaraan berhenti di atas jembatan dengan klasifikasi kondisi kritis alias NK 4
- Usulan dana Rp19 miliar ke pusat untuk merehabilitasi total Jembatan Kleringan
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah menyusun skema atau pengaturan jenis kendaraan yang diperkenankan melintas di atas Jembatan Kleringan atau Jembatan Kewek.
Walau kendaraan masih aman melintas, tapi kondisi Jembatan Kleringan yang dibangun di era pendudukan Belanda itu disebut mulai kritis.
Kekhawatiran Pemkot Yogyakarta kini tertuju pada momen libur panjang saat periode Natal dan tahun baru (Nataru) 2026. Kepadatan hingga kemacetan lalu lintas dikhawatirkan makin memengaruhi struktur fisik jembatan .
1. Desain jembatan dilakukan 100 tahun lalu, logam alami korosi
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti menjelaskan, Jembatan Kleringan memerlukan penanganan serius, mempertimbangkan kondisi beton yang termakan usia. Logam-logamnya pun sudah mengalami korosi.
Selain itu, perencanaan pembangunan Jembatan Kleringan ketika masa pendudukan Belanda, belum menyesuaikan volume hingga jenis kendaraan yang melintas di masa sekarang.
"Desain awal 100 tahun yang lalu (saat jembatan dibangun), juga beban lalu lintas tidak seperti saat ini (kendaraan) yang lewat, sehingga memengaruhi, kekuatannya sebenarnya juga tidak didesain untuk yang sekian, beban lalu lintas saat ini," kata Umi saat dihubungi, Selasa (25/11/2025).
2. Antisipasi kendaraan berhenti di atas jembatan
Dari hasil pengecekan, pemkot mengklasifikasikan kondisi infrastruktur penghubung antara kawasan Kotabaru dan Malioboro itu pada kategori kritis alias NK 4.
Menurut Umi, ada lima kategori penilaian yaitu NK (jembatan dalam kondisi baik), NK1 (rusak ringan), NK2 (rusak sedang), NK3 (rusak berat), NK4 (kritis) dan NK5 (rusak atau jembatan tidak berfungsi).
"Usia jembatan masih dua sampai tiga tahun dengan pembatasan tonase kendaraan," ujar dia.
Skema pembatasan masih dirumusukan internal pemkot. Prinsipnya, kendaraan roda dua atau empat masih diizinkan melintas di atas jembatan.
"Bus dan truk akan kami batasi dulu, dan yang paling penting sebenarnya tidak boleh berhenti di atas jembatan, karena jembatan ketika masih kondisinya baik pun, kan tidak boleh ada beban mati. Ini yang jadi PR kami ketika nanti long weekend, kemudian daerah itu menjadi macet lalu banyak kendaraan berhenti di atas jembatan. Sebenarnya lebih ke beban mati yang akan kita diskusikan untuk manajemen lalh lintasnya," papar Umi.
3. Usulkan dana Rp19 miliar ke pusat

Lebih jauh, Umi menyatakan pemkot berencana merehabilitasi total Jembatan Kleringan dengan Detail Engineering Design (DED) yang kini dalam proses pematangan.
Pemkot Yogyakarta pun mengusulkan anggaran sebesar Rp19 miliar kepada Pemerintah Pusat untuk memperbaiki Jembatan Kleringan ini.
"Kami mengusulkan ke APBN, tapi ini kan sedang berproses. Kurang lebih Rp19 miliar," bebernya.
Perkiraan Umi, apabila dana dari pusat cair maka proses pengerjaan struktur jembatan akan memakan waktu 6 hingga 9 bulan.
"Kami akan memperbaiki taludnya dulu. Untuk jembatan total, kami sedang mengusahakan ke pemerintah pusat, siapa tahu bisa (dikerjakan) di 2026," harapnya.


















