Potensi Bencana Hidrometeorologi di Jogja, ini Persiapan BPBD DIY

- SK Gubernur siaga darurat hidrometeorologi sudah dikeluarkan
- Daerah sudah bersiap dengan pemetaan daerah rawan bencana dan early warning system
- Masyarakat perlu siap siaga menghadapi potensi bencana dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekitar
Yogyakarta, IDN Times – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY) mengingatkan potensi bencana hidrometeorologi masih mengancam. Berbagai kesiapan dilakukan BPBD DIY untuk meminimalisir adanya korban.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Ruruh Haryata menyebut berdasar informasi BMKG, curah hujan mencapai puncak pada Januari – Februari dan akan surut atau memasuki bulan kemarau pada April. “Sehingga kita sedemikian rupa memberikan edukasi, informasi, antisipasi hal-hal tersebut, karena ada potensi hujan puncaknya itu Januari – Februari,” ucap Ruruh, Sabtu (22/11/2025).
1. Sri Sultan keluarkan SK Gubernur siaga darurat hidrometeorologi
Ruruh mengatakan beberapa hari lalu BPBD DIY telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten, Kota dan stakeholder terkait lainnya. “Kita sudah membicarakan siaga bencana hidrometeorologi. Salah satunya juga sudah ada SK Gubernur tentang Siaga Darurat Hidrometeorologi,” ujar Ruruh.
Ruruh mengungkapkan adanya SK Gubernur lebih memudahkan untuk meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Minta bantuan BNPB misal untuk OMC Operasi Modifikasi Cuaca. Dengan begitu kita bisa kendalikan ke arah cuaca ekstrem hujan lebat, potensinya terdeteksi maka bisa dilakukan intervensi teknologi,” kata Ruruh.
2. Pemetaan rawan bencana dan pemasangan EWS

Ruruh mengungkapkan masing-masing Kabupaten/ Kota juga sudah mempunyai pemetaan daerah rawan bencana. Ia mencontohkan di Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo ada potensi rawan longsor. “Itu ada EWS (Early Warning System) untuk daerah mana yang potensi longsor sudah ada. Untuk antisipasi supaya tidak menimbulkan korban jiwa,” ucap Ruruh.
Ruruh mengatakan untuk potensi lainnya, seperti pohon tumbang, pihaknya berkoordinasi dengan dinas terkait. “Kami sudah koordinasi juga, di kabupaten ada dinas lingkungan hidup atau PU wewenangnya,” jelas Ruruh.
3. Masyarakat perlu siap siaga

Ruruh mengimbau masyarakat untuk membiasakan diri siap siaga menghadapi potensi bencana, terlebih DIY salah satu daerah yang cukup rawan bencana. Meski begitu, ia mengatakan masyarakat tidak terlalu panik, karena berbagai sumber daya manusia sudah disiapkan.
“Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengidentifikasi secara mandiri lingkungannya masing-masing. Bersahabat dan peduli dengan alam lingkungan sekitarnya. Sehingga jika ada pohon yang rapuh, membahayakan untuk dipotong ada saluran drainase yang tersumbat juga kerja bakti,” kata Ruruh.


















