Bukan EV, Mobil Hybrid Dinilai Paling Sesuai Kondisi Indonesia Saat Ini

- Mobil hybrid dinilai paling realistis di Indonesia karena infrastruktur EV belum sepenuhnya siap, sehingga konsumen kini lebih rasional memilih kendaraan.
- Toyota menjadikan hybrid sebagai solusi transisi menuju netralitas karbon, termasuk menghadirkan Veloz Hybrid di segmen Rp300 jutaan.
- Penjualan Veloz Hybrid di Jateng–DIY dinilai menjanjikan, didukung harga terjangkau dan meningkatnya kesadaran lingkungan masyarakat.
Yogyakarta, IDN Times - Tren kendaraan elektrifikasi di Indonesia terus mengalami perkembangan. Namun, sejumlah pihak menilai mobil hybrid masih menjadi pilihan paling realistis bagi konsumen nasional di tengah keterbatasan infrastruktur kendaraan listrik (EV).
Marketing Planning & Customer Relations Department Head Nasmoco Jateng DIY, Riski Permana, mengatakan euforia kendaraan listrik murni yang sempat muncul beberapa waktu lalu mulai mengalami penyesuaian. Konsumen kini dinilai semakin rasional dan teredukasi dalam menentukan pilihan kendaraan.
“Awal-awal EV itu sempat seperti fenomena FOMO. Tapi setelah dijalani, market mulai melihat bahwa kondisi Indonesia saat ini belum sepenuhnya fit untuk langsung ke EV,” ujar Rizky saat ditemui di sela kegiatan Nasmoco Family Journey di Pakuwon Mall Yogyakarta, Sabtu (13/12/2025).
1. Hybrid menjadi pilihan

Menurut Riski, ada berbagai tantangan untuk menuju ke kendaraan listrik secara penuh, mulai dari kesiapan ekosistem, infrastruktur pengisian daya, hingga perubahan kebiasaan pengguna. Karena itu, Toyota memilih mengedepankan strategi dengan teknologi hybrid sebagai solusi transisi menuju netralitas karbon.
“Hybrid menjadi jalan tengah. Emisinya sangat rendah, bisa self-charging, dan tidak memaksa konsumen mengubah kebiasaan berkendara,” jelas Riski.
Meski tetap mengeluarkan kendaraan dengan teknologi EV, menurut Riski kendaraan hybrid akan menjadi pilihan masyarakat. “Toyota melihat EV tetap kita akan produksi, hanya memang porsinya tidak terlalu dominan, karena semakin sini marketnya menilai oh yang pas dengan kesiapan infrastruktur ya hybrid ini, jadi pilihan utama,” kata Riski.
2. Toyota kenalkan Veloz Hybrid

Salah satu produk terbaru yang diandalkan adalah Veloz Hybrid, yang menyasar segmen menengah dengan harga kisaran Rp300 jutaan. Model ini mengusung teknologi hybrid yang sama dengan Yaris Cross, namun dengan pendekatan harga yang lebih terjangkau. “Tagline kami ‘Hybrid EV for All’. Artinya teknologi ini sekarang bisa dinikmati lebih luas, bukan hanya segmen atas,” ujarnya.
Riski menyebut teknologi hybrid yang dimiliki Toyota telah dipatenkan secara khusus. Teknologi yang diberi nama Power Split Device (PSD). Teknologi hybrid ini memungkinkan kendaraan beroperasi dengan tenaga listrik, bensin, atau keduanya secara simultan, tergantung kondisi berkendara.
“Saya selalu kalau bicara hybrid ke customer itu, test drive deh, karena nanti akan tahu bedanya. Ketika kita mencoba itu, sistem mekanisme Toyota itu bisa bicara, kapan listrik itu dipakai full, dengan kecepatan dibawah 80 itu, pure listrik yang bermain. Ketika mencapai kecepatan tertentu itu, akan ada tambahan tenaga dari mesin combustionnya, jadi simultan,” ucap Riski.
3. Pede penjualan akan tinggi

Riski mengatakan hingga pertengahan Desember, jumlah pemesan Veloz Hybrid di Jateng dan DIY telah mencapai puluhan unit. “Kami optimistis. Untuk Veloz Hybrid saja, target kami bisa dua kali lipat dari penjualan sebelumnya,” kata Riski.
Kepala Cabang Nasmoco Janti, Sigit Priyambodo menyebut dengan harga kisaran Rp300 jutaan ini sesuai dengan segmen masyarakat di DIY. “Jogja segmen cenderung middle ke bawah. Jadi harganya masuk,” ujar Sigit.
Selain harga, kesadaran masyarakat di DIY akan energi yang lebih ramah lingkungan, dinilai Sigit akan memacu penjualan kendaraan hybrid ini. “Kesadaran masyarakat sudah tumbuh di Jogja ini,” ucap Sigit.















