Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keracunan Massal di Sleman, Tim Labfor Cek Senyawa Kimia Berbahaya

ilustrasi mual dan muntah (IDN Times/Novaya Siantita)
Intinya sih...
  • Polisi melakukan pemeriksaan Labfor pada sampel hidangan hajatan di Sleman yang diduga memicu keracunan massal.
  • Pengujian laboratorium forensik dilakukan untuk mencari senyawa kimia berbahaya dalam makanan, berbeda dengan pengujian mikrobiologi oleh dinkes.
  • Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium forensik di Semarang, dengan temuan bakteri Salmonella sp, Bacillus cereus, dan E. coli.

Sleman, IDN Times - Polisi melakukan pemeriksaan laboratorium forensik (Labfor) pada sampel sejumlah hidangan hajatan di Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Sleman yang diduga memicu gejala keracunan pada ratusan orang.

Tujuan pemeriksaan oleh kepolisian ini berbeda dengan pengujian laboratorium oleh dinas kesehatan (dinkes) setempat kemarin yang hasilnya menemukan kontaminasi bakteri pada sampel makanan.

1. Cari senyawa kimia berbahaya

ilustrasi bahan kimia (pexels.com/@cottonbro/)

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, menjelaskan apabila pemeriksaan oleh dinkes kemarin menganalisis aspek mikrobiologi pada sampel makanan yang diambil, pengujian laboratorium forensik dilaksanakan guna mencari tahu ada tidaknya senyawa kimia berbahaya di dalam makanan. 

"Biologi itu bakteri yang diuji, kalau kita itu senyawa kimia kayak apakah ada sianida, boraks atau formalin-nya. Memang beda," kata Adrian di Mapolresta Sleman, DIY, Sabtu (15/2/2025).

2. Hasil labfor baru pekan depan

Ilustrasi laboratorium. Emory University

Adrian berujar, sampel makanan yang diduga memicu gejala keracunan itu telah dikirimkan ke laboratorium forensik di Kota Semarang, Jawa Tengah. Kata dia, hasil formil pemeriksaan forensik akan keluar sekitar pekan depan.

Akan tetapi, Adrian membocorkan bahwa ada temuan pada sampel makanan itu. "Ada (temuan)," kata Adrian tanpa merinci jenis temuan itu.

3. Temuan kontaminasi bakteri

ilustrasi mual (freepik.com/jcomp)

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mengungkap hasil pemeriksaan sampel makanan yang diduga memicu kasus keracunan massal di Tempel. 

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama menuturkan, pengujian laboratorium telah dilakukan pada seluruh sampel makanan yang diduga memicu gejala keracunan. Alhasil, pada beberapa sampel makanan itu ditemukan adanya cemaran bakteri berupa Salmonella sp, Bacillus cereus dan Escherichia coli.

"Keracunan makanan yang terjadi diduga karena adanya kontaminasi bakteri Salmonella sp, Bacillus cereus dan E. coli pada makanan yang disajikan," kata Cahya, Jumat (14/2/2025).

Cahya melanjutkan, pihaknya sejauh ini mencatat jumlah korban diduga mengalami gejala keracunan total mencapai 170 orang. Terdiri dari 118 orang menjalani rawat jalan dan 52 sisanya rawat inap.

"Sampai saat ini tinggal enam orang yang masih menjalani rawat inap, sedangkan yang lain sudah dinyatakan sembuh," tutur Cahya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tunggul Kumoro Damarjati
EditorTunggul Kumoro Damarjati
Follow Us