Pengobatan Tradisional Alternatif Penunjang Transformasi Kesehatan

DIY masifkan pengobatan warisan leluhur

Yogyakarta, IDN Times - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) unggul dengan kekayaan pengobatan tradisional berupa herbal dan jamu warisan dari leluhur. Saat ini, pengobatan tradisional menjadi alternatif penunjang transformasi kesehatan di Indonesia.

Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X, mengungkapkan hal demikian pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 tahun 2023. Mengangkat tema besar Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju, insan kesehatan berkomitmen mendorong inovasi dalam memperbarui dan memajukan kesehatan. Salah satunya, memajukan kesehatan tradisional sebagai bagian dari gerakan bersama mewujudkan Indonesia sehat.

"Penguatan pelayanan kesehatan tradisional adalah langkah yang sejalan dengan arahan Presiden RI untuk menekankan aspek aktif dan preventif dalam penanganan kesehatan," kata Sri Paduka, Selasa (14/11/2023).

KGPAA Paku Alam X menekankan, pengobatan tradisional adalah bagian dari warisan budaya yang patut dilestarikan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kekayaan warisan leluhur ini selain memberikan manfaat tak ternilai bagi kesehatan masyarakat, juga menjadi alternatif lain bagi pertumbuhan ekonomi, serta penekanan biaya pendukung penyelenggaraan kesehatan.

1. Pengembangan pengobatan tradisional secara empiris

Pengobatan Tradisional Alternatif Penunjang Transformasi KesehatanKepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajoen Setaningastutie. (Dok. Istimewa)

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajoen Setaningastutie, mengatakan HKN yang diperingati setiap tanggal 12 November sangat penting untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Juga menjadi pengingat insan kesehatan agar senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.

Pada peringatan ini DIY lebih spesifik mengangkat tema Integrasi Kesehatan Tradisional Mendukung Transformasi Kesehatan. Menurutnya, transformasi kesehatan adalah sebuah strategi dan upaya untuk mengakselerasi pencapaian pembangunan kesehatan dan menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih efektif dan efisien.

"Pencapaian transformasi kesehatan akan dipercepat dengan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan salah satunya adalah dengan pengembangan pengobatan tradisional secara empiris," ungkap Pembajoen.

2. Pemanfaatan kesehatan tradisional semakin luas

Pengobatan Tradisional Alternatif Penunjang Transformasi KesehatanPeringatan HKN. (Dok. Istimewa)

Pengembangan pengobatan tradisional secara empiris melalui herbal, terapi akupresur dan akupuntur, dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan kesehatan. Pemanfaatan kesehatan tradisional ini semakin luas dan meningkat di masyarakat, seperti yang termuat pada data hasil kerja. Tahun 2013 pemanfaatan kesehatan tradisional sebesar 30,4 persen, sedangkan pada tahun 2018 meningkat menjadi 44,3 persen.

Oleh karena itu, Dinkes DIY bekerja sama dengan mitra perguruan tinggi, secara bertahap melakukan upaya yaitu digitalisasi jamu. Upaya ini diharapkan akan membuat semua tenaga kesehatan maupun masyarakat lebih mudah mempelajari dan menemukan berbagai macam tumbuhan obat berkhasiat, dasar-dasar hukum serta memanfaatkannya untuk peningkatan kesehatan secara tradisional.

"Jamu ini adalah upaya menjaga kesehatan sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan budaya," ungkap Pembajoen.

Baca Juga: Gubernur DIY Pastikan UMP 2024 Naik, Berapa Jumlahnya?

3. Launching digitalisasi jamu

Pengobatan Tradisional Alternatif Penunjang Transformasi KesehatanPeringatan HKN. (Dok. Istimewa)

Guna memantau perkembangan, pembinaan dan pengamatan tradisional, maka dalam puncak HKN ini dibarengi dengan launching Digitalisasi Jamu. Selain itu berbagai kegiatan juga dilakukan seperti kaderisasi posyandu, kader kesehatan berprestasi, peran Pramuka Bhakti Husada, lomba Kabupaten/Kota Sehat, Kepatuhan Fasilitas Kesehatan, gerak jalan dan kampanye kesehatan, seminar, talkshow dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan tersebut, diberikan pula penghargaan terhadap tenaga kesehatan teladan di tahun 2023 yaitu untuk juara Tenaga Kesehatan Teladan drg. Khakimus Solikhah Irmawati sebagai tenaga kesehatan teladan kelompok dokter gigi Puskesmas dari Girimulyo II Kulon Progo, sebagai juara 1 tingkat DIY dan juara 1 tingkat nasional. Diikuti oleh Tasmiyati, Tenaga Kesehatan Teladan kelompok Sanitarian rumah sakit dari RSUD Wonosari Gunungkidul sebagai juara 1 tingkat DIY dan juara 1 tingkat nasional. Menyusul, Angger Maharesi, Tenaga Kesehatan Teladan Kelompok Teknik Biomedik Rumah Sakit sebagai juara 1 tingkat DIY dan juara 1 tingkat nasional. Alwan Bashori, Tenaga Kesehatan Teladan Kelompok Keterapian Fisik Rumah Sakit dari Rumah sakit Panembahan Senopati, juara 1 DIY dan juara 1 tingkat nasional.

Sementara, juara Kepatuhan Fasyankes dalam Pelaporan Indikator Nasional Mutu diraih oleh Laboratorium Klinik Devara Holistik dan Diagnostik Center, dan RSUD kota Yogyakarta. Juara Evaluasi Pengelolaan Posyandu diraih oleh Ketua Posyandu Asih Lestari, Caturharjo, Pandak Bantul. Juara Kader Posyandu Berprestasi yaitu Siti Aminah, Kader Kesehatan Posyandu Asih Lestari, Caturharjo, Pandak, Bantul. Terakhir, Juara Kompetisi Video Kesehatan Tradisional diraih oleh Kresna Kurnia Effendi, dengan judul Sehat Nikmat Jamu Berhasiat.

Baca Juga: Tangani Masalah Sampah Pemkab Sleman Bakal Operasikan 4 TPST

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya