GKR Hemas Kesal Merasa Ditipu Penambang Pasir Merapi 

Penambang di kaki Merapi rusak alam dan sumber air bersih

Sleman, IDN Times - Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengaku gusar terhadap penambang pasir di kaki Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman. 

GKR Hemas mengungkapkan kekesalannya setelah melihat langsung praktik penambangan pasir di Hargobinangun Selatan, Kecamatan Pakem, Sleman. 

"Aku ki anyel, kok rasane kaya diapusi (Saya merasa masygul, rasanya seperti ditipu selama ini),” ujar GKR Hemas pada Rabu (9/9/2020). 

 

1. GKR Hemas kesal laporan pejabat tak sesuai kenyataan

GKR Hemas Kesal Merasa Ditipu Penambang Pasir Merapi GKR Hemas saat meninjau lokasi penambangan di Kaki Gunung Merapi / Isimewa

Tak hanya penambang pasir, kekesalan GKR Hemas juga ditujukan kepada pejabat di Pemkab Sleman yang menyatakan air di wilayah Hargobinangun seluruhnya aman.

"Belum lama ini saya kunjungan. Saat itu pejabat dinas melapor di hadapan Pak Bupati Sleman, katanya air di seluruh wilayah ini aman, bahkan bisa mengalir sampai Klaten. Ini baru berapa meter dari Merapi, untuk warga sendiri saja tidak terjamin," ungkapnya.

 

Baca Juga: Kisah Perjuangan Warga Menolak Penambangan Galian C di Lingkar Merapi

2. Warga di sekitar penambangan keluhkan kondisi air untuk pertanian dan peternakan seperti lumpur

GKR Hemas Kesal Merasa Ditipu Penambang Pasir Merapi GKR Hemas saat meninjau lokasi penambangan di Kaki Gunung Merapi / Isimewa

Saat melihat penambangan pasir, GKR Hemas menemui pengurus Gapoktan Hargobinangun Timur.  Mereka mengadu dan mengeluhkan air untuk kebutuhan lahan pertanian dan peternakan berlumpur akibat penambangan pasir di Kali Kuning. 

Dalam pertemuan tersebut, Lurah Hargobinangun, Suhardiman menyampaikan anggota kelompok tani dan masyarakat sudah beberapa minggu terakhir merasa resah karena air yang berasal dari Kali Kuning menjadi keruh dan berlumpur pekat usai hujan.

Anggota Gapoktan Hargobinangun Timur juga mengaku merasa kesulitan untuk mencari titik temu dengan perusahaan tambang yang beroperasi di sungai itu.

Selain itu warga mengadu belasan hektare lahan perikanan juga mengalami endapan lumpur tebal hingga puluhan sentimeter mengakibatkan ikan budidaya warga mati. Kondisi itu, masih menurut warga, kian diperparah dengan mulai sulitnya air saat musim kemarau tiba.

 

3. Masalah tak hanya penambangan ilegal namun juga aliran air bersih

GKR Hemas Kesal Merasa Ditipu Penambang Pasir Merapi GKR Hemas saat meninjau lokasi penambangan di Kaki Gunung Merapi / Isimewa

GKR Hemas mengaku dirinya merasa terlambat mengetahui hal tersebut karena baru melihat kerusakan yang timbul akibat kegiatan penambangan yang sembrono. 

"Saya sedih, rasanya saya terlambat lima atau sepuluhan tahun. Kok baru sekarang lihat sendiri kondisinya bisa begitu parah," jelas GKR Hemas. 

Tidak hanya penambangan ilegal yang diresahkan anggota Dewan Perwakailan Daerah (DPD) DIY ini, namun sumber aliran air bersih yang diandalkan dari Merapi. 

"Saya yang tinggal di Kota Yogyakarta juga ikut terdampak, karena wilayah ini (lereng Merapi) satu-satunya sumber aliran yang sampai Kota Yogyakarta," ungkapnya.

 

4. Akan melaporkan ke Gubernur DIY

GKR Hemas Kesal Merasa Ditipu Penambang Pasir Merapi Anggota DPD RI, GKR Hemas. IDN Times/Daruwaskita

GKR Hemas berjanji akan membawa persoalan kerusakan lingkungan akibat penambangan yang sembrono kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

"Perizinan harus ditinjau ulang. Selama ini mungkin ada kurang data sehingga rekomendasi wilayah pertambangan bisa keluar," ujarnya.

 

Baca Juga: Waduh, Enam Ibu Hamil di Yogyakarta Positif Terpapar Virus Corona

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya