Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi lahan produktif di Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Intinya sih...

  • Pemerintah Kabupaten Bantul membebaskan PBB untuk lahan pertanian produktif agar tidak beralih fungsi, demi memenuhi kebutuhan pangan.
  • Kabupaten Bantul memiliki 13.991 hektare lahan pertanian produktif, target luas tanam padi tahun 2025 mencapai 34.546 hektare untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat.
  • Bulog siap beli gabah kering panen dari petani seharga Rp6.500 per kilogram, mengimbau petani untuk tidak menjual di bawah HET.

Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul berkomitmen mempertahankan lahan pertanian produktif yang berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membebaskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk lahan pertanian produktif.

"Pembebasan pajak bumi dan bangunan pada lahan pertanian produktif dengan tujuan agar lahan tersebut tidak beralih fungsi," kata Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, saat mendampingi Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono pada panen raya padi di Bulak Kedon, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Jumat (20/3/2025).

1. Lahan pertanian produktif di Bantul mencapai 13.991 hektar

Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta. (IDN Times/Daruwaskita)

Aris menjelaskan bahwa Kabupaten Bantul memiliki 13.991 hektare lahan pertanian produktif yang dapat ditanami padi sepanjang tahun. Hal ini memungkinkan Bantul untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat di Bantul dan DIY.

"Pada tahun 2024 kemarin produksi gabah kering pungut mencapai 225.512 ton dan pada tahun 2025 kita menargetkan luas tanam padi mencapai 34.546 hektare," ucapnya.

2. Bulog siap membeli gabah kering panen petani Rp6.500 per kilogram

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. (IDN Times/Daruwaskita)

Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, menyatakan bahwa pemerintah melalui Bulog membeli gabah kering panen seharga Rp6.500 per kilogram. Harga tersebut berlaku secara nasional.

"Jadi Bulog saat ini tidak tidur dan tidak boleh sakit, harus siap membeli gabah kering panen dari petani seluruh Indonesia," ucapnya. "Kami mengapresiasi Bulog. Sebelumnya, masyarakat ragu apakah Bulog mampu menyerap gabah dari petani, tetapi ternyata bisa," tambahnya.

3. Petani diminta tidak menjual gabah di bawah HET

Bulog membeli gabah kering panen dari petani.(IDN Times/Daruwaskita)

Sudaryono mengimbau para petani untuk tidak menjual gabah kering panen di bawah Rp6.500 per kilogram. Jika ada harga di bawah itu, Bulog akan turun langsung membeli gabah sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Tapi alhamdulillah seluruh harga gabah kering panen seluruh Indonesia sudah sesuai HET bahkan ada yang lebih," tuturnya.

Editorial Team