Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Penjaga Hutan Wanagama yang Anaknya Sukses Tempuh S3 di Jepang

Sawitri saat menuntaskan studinya di UGM. ugm.ac.id
Sawitri saat menuntaskan studinya di UGM. ugm.ac.id

Gunungkidul, IDN Times - Perasaan gembira sekaligus bangga dirasakan oleh Tukiyat (51) lantaran anak semata wayangnya, Sawitri, sebentar lagi akan menamatkan pendidikan S3 di Universitas Tsukuba, Jepang. Tukiyat sendiri merupakan penjaga hutan Wanagama yang sejak tahun 1991 mengabdi untuk menjaga hutan.

Tukiyat menceritakan, sejak anaknya kecil, dirinya bersama keluarganya sudah tinggal di Hutan Wanagama, Banaran, Playen, Gunungkidul, yang dikelola oleh UGM. Di sana, mereka tinggal tanpa tetangga maupun televisi. Meski demikian, hal tersebut tidak menghalangi anaknya untuk bisa mencapai pendidikan hingga doktor.

1. Sejak kecil sering ditinggal sendiri di rumah

Hutan Wanagama. ugm.ac.id
Hutan Wanagama. ugm.ac.id

Menurut Tukiyat, sejak kecil dirinya sering meninggalkan Sawitri di rumah sendiri lantaran dirinya harus menyemai benih di tempat yang agak jauh. Sedangkan istrinya tengah bertugas menjadi koki saat ada tamu yang menginap di wisma Wanagama.

Hal tersebut justru membuat anaknya bisa belajar lebih jauh mengenai hutan maupun buku-buku. Tukiyat ingat betul jika sejak kecil Sawitri suka membaca buku, baik buku pelajaran maupun koleksi buku-buku tentang kehutanan yang ada di perpustakaan Wanagama. Hal tersebut pulalah yang mengantarkan anaknya mengambil pendidikan tinggi pada jurusan ilmu kehutanan.

“Paling main di sekitar hutan atau membaca buku di rumah. Untung anaknya penurut, jadi kita nggak khawatir dia kemana-mana," ungkapnya ketika dihubungi Humas UGM pada Kamis (18/6).

2. Tempuh pendidikan SD hingga SMP dengan jalan kaki sejauh 2 km

Ilustrasi sekolah. IDN Times/Wira Sanjiwani
Ilustrasi sekolah. IDN Times/Wira Sanjiwani

Tukiyat mengungkapkan, untuk bisa menempuh pendidikan formal, sejak SD hingga SMA anaknya harus berjalan sejauh 2 km untuk bisa sampai ke sekolah. Sawitri sendiri berhasil menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Wonosari tahun 2011. Lalu, melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan UGM dengan mengambil Prodi Silvikultur. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan S1, Sawitri pun melanjutkan ke jenjang S2 di prodi yang sama. Baru di tahun 2017 melanjutkan S3 di Jepang.

Tukiyat pun merasa bersyukur dan sekaligus bangga pada anak perempuannya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik.

“Ia jalan kaki sendiri, saya tidak pernah mengantar. Pas SMA di kota Wonosari, ia jalan kaki menuju jalan besar, lalu naik bus ke kota,” terangnya.

3. Hutan mencari bagian dari rumahnya

Foto Sawitri di Jepang. Dok. Humas UGM
Foto Sawitri di Jepang. Dok. Humas UGM

Sementara itu, Sawitri yang tengah berada negeri Sakura menjelaskan jika hutan sendiri merupakan bagian dari rumahnya. Sejak kecil dirinya terbiasa diajak Ayahnya menyemai benih dan melakukan budi daya tanaman hutan. Di sanalah dirinya mulai belajar menghafal jenis-jenis pohon dan nama ilmiahnya.

Saat ini dirinya tengah mempersiapkan diri untuk pelaksanaan ujian doktor di Prodi Biosphere Resource Science and Technology dengan menekuni kajian genetika hutan di Universitas Tsukuba. Rencananya, ujian doktornya akan dijadwalkan pada akhir Juli mendatang. Sawitri memaparkan, jika pendidikan S3 bisa rampung pada September mendatang maka ia menyelesaikan pendidikan doktor tepat tiga tahun.

Sawitri bercerita, ketika di Jepang dirinya sempat menghadapi kendala dalam kuliahnya karena ia menekuni bidang teknologi molekuler yang masih awam baginya. Namun, bekerja keras untuk melewati tantangan tersebut dan akhirnya ia pun bisa menyelesaikan pendidikan dengan tepat waktu.

”Harapan saya, bidang ilmu yang saya tekuni ini  bisa mengombinasikan ilmu genetika dengan fenotipik/morfologi untuk menunjang pemuliaan tanaman hutan di Indonesia,” katanya

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us