Alam Tak Bisa Dilawan, Pantai Kuwaru Bantul Kini Menjadi Pantai Mati

- Pantai Kuwaru di Bantul berubah jadi pantai mati sejak 2013 akibat abrasi, bangunan wisata hancur dan pohon cemara hilang.
- Aktivitas kini hanya tersisa nelayan dengan sekitar 14 perahu, sementara ekonomi wisata berhenti total.
- Dispar Bantul menyebut masa keemasan Pantai Kuwaru telah lewat, namun berharap pembangunan Kampung Merah Putih di Pantai Baru bisa ikut mengangkat kawasan ini.
Bantul, IDN Times - Pantai Kuwaru di Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul, pernah menjadi salah satu destinasi favorit di kawasan pantai barat Bantul. Pantai ini menawarkan panorama laut dengan suasana sejuk berkat deretan pohon cemara udang.
Namun, sejak 2013 kawasan ini terdampak abrasi yang terjadi tak jauh dari Jembatan Pandansimo. Sejak saat itu, Pantai Kuwaru berubah menjadi pantai mati dan belum lagi aktif sebagai destinasi wisata hingga kini.
1. Bangunan rusak akibat gelombang pasang, rumah makan seafood dibiarkan mangkrak

Pantauan di lokasi, akses menuju Pantai Kuwaru sebenarnya masih cukup baik dengan jalan aspal yang mulus. Namun, menjelang pintu masuk pantai, deretan rumah makan seafood tampak tutup dan bangunannya dibiarkan mangkrak.
Di kawasan pantai, sejumlah bangunan terlihat roboh akibat terjangan gelombang pasang. Ribuan pohon cemara yang dulu membuat pantai terasa sejuk juga hilang. Fasilitas lain seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan pasar ikan kini terbengkalai, ditumbuhi rerumputan, dan menambah kesan Pantai Kuwaru benar-benar mati tanpa kunjungan wisatawan.
2. Hanya ada aktivitas nelayan

Salah satu warga Pantai Kuwaru, Gambos (45), menyebut kawasan ini benar-benar berubah menjadi pantai mati sejak 2017, meski penurunan jumlah wisatawan sudah terjadi sejak 2013.
"Kalau pun ada kunjungan wisatawan, mungkin hanya wisatawan yang kesasar saja," ungkapnya, Sabtu (27/9/2025).
Ia menuturkan hampir seluruh warga yang dulu berdagang hingga membuka rumah makan seafood kini berhenti total dan beralih profesi, sebagian menjadi petani. Aktivitas yang tersisa hanya dari para nelayan, itu pun tidak setiap hari melaut karena kondisi gelombang dan angin kerap tidak bersahabat.
"Saat ini ada sekitar 14 perahu nelayan yang masih aktif. Selain itu tidak ada aktivitas lain. TPI juga hanya buka ketika ada nelayan turun," tandasnya.
3. Pantai Kuwaru pantai yang paling parah terdampak abrasi

Dukuh Kuwaru, Hari Agung Nugroho, menjelaskan penghijauan dengan pohon cemara pertama kali justru dilakukan di Pantai Kuwaru sebelum pantai lain di sekitarnya. Namun karena posisinya paling menjorok, pantai ini menjadi yang pertama terdampak abrasi.
"Pantai Kuwaru paling menjorok sendiri dibandingkan pantai lainnya, sehingga ketika abrasi datang, yang pertama terdampak ya Pantai Kuwaru dibandingkan Pantai Baru atau pantai lain," ungkapnya.
Setiap tahun abrasi terus menggerus bibir pantai hingga meruntuhkan sejumlah bangunan rumah makan dan warung. Ratusan pohon cemara yang membuat suasana pantai rindang juga tumbang diterjang gelombang pasang.
"Ya, puncaknya tahun 2013 itu. Wisatawan tak lagi berkunjung ke Pantai Kuwaru, aktivitas ekonomi berhenti sampai sekarang. Pantai Kuwaru menjadi pantai mati," tandasnya.
Ia menambahkan, nasib pantai tersebut kini bergantung pada kebijakan Pemkab Bantul. "Kita tidak tahu apakah Pantai Kuwaru akan dihidupkan lagi atau tidak, karena melawan alam memang tidak mungkin bisa," ujarnya.
4. Masa keemasan Pantai Kuwaru sudah lewat

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Saryadi, berharap pembangunan Kampung Merah Putih di Pantai Baru yang berada di sisi barat Pantai Kuwaru bisa ikut mengangkat kembali Pantai Kuwaru yang kini dikenal sebagai pantai mati.
"Kan akses ke Kampung Nelayan Merah Putih bisa melalui Pantai Kuwaru, harapan kita juga bisa mengangkat Pantai Kuwaru," ucapnya.
Menurutnya, dinamika wisata pantai selatan Bantul sangat dipengaruhi faktor alam. Setiap pantai, kata dia, memiliki masanya masing-masing. Kuwaru yang dulu begitu ramai kini justru sepi tanpa pengunjung.
"Pantai Kuwaru sudah mencapai masa keemasan dan kini pindah ke pantai lainnya. Yang ramai tidak akan terus bertahan jika tidak dijaga dengan baik. Tapi masalahnya ini terkait alam yang memang sulit ditanggulangi," tandasnya.