7 Warga di Kota Yogyakarta Meninggal Dunia Gegara Leptospirosis

- Pemkot Yogyakarta belum menentukan status KLB leptospirosis
- Petakan wilayah dan dalami penyebab leptospirosis berkembang
- Selalu jaga kebersihan, terutama warga di tepian sungai
Yogyakarta, IDN Times - Kasus kematian warga di Kota Yogyakarta bertamah akibat leptospirosis. Dinas Kesehatan menyebut jumlah pasien meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh Bakteri Leptospira yang disebarkan melalui kencing tikus itu saat ini menjadi 7 orang.
"Data terakhir 21 kasus, meninggal 7 orang," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, Senin (28/7/2025).
1. Pemkot belum putuskan status KLB leptospirosis

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, dengan penambahan kasus ini pihaknya belum menentukan apakah akan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis di wilayahnya.
Hasto mengatakan, pemkot terlebih dahulu melakukan pembahasan untuk keputusan penentuan status KLB. "Ada rumusannya untuk menetapkan KLB atau tidak," kata Hasto.
2. Petakan wilayah, dalami penyebab leptospirosis berkembang

Menurut Hasto Wardoyo, Pemkot Yogyakarta akan melakukan pemetaan untuk mengetahui kawasan munculnya kasus leptospirosis. "Akan bisa dibaca sebetulnya tren di wilayah area seperti apa. Itu yang akan dipetakan," terang Hasto.
Tak kalah penting, Hasto mengimbau kepada masyarakat selalu menjaga kebersihan untuk mencegah leptospirosis. Apalagi, warga yang tinggal di daerah tepi sungai. "Harapan saya jaga kebersihan lingkungan, sampah, terutama yang tinggal di tepi-tepi sungai perlu betul-betul perhatian," jelasnya. Ia juga meminta warga untuk mengenali lebih dini gejala leptospirosis.
3. Selalu jaga kebersihan, apalagi warga di tepian sungai

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah menyebut, kasus leptospirosis disebabkan lingkungan rumah yang belum bebas dari sampah terbuka.
Dinas Kesehatan akan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan dinas terkait lainnya guna menekan penyakit yang ditularkan oleh tikus ini.
Beberapa upaya konkret yang dipemerintah, antara lain sosialisasi bahaya penyakit hingga pemasangan alat perangkap tikus di lingkungan yang terdapat penderita leptospirosis.
Selain itu, pihaknya berencana melakukan peningkatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, terutama kelompok berisiko seperti petani, dan pekerja perkebunan, petugas kebersihan, serta profesi maupun aktivitas lain yang berhubungan dengan genangan dan rekreasi air.