3 Gajah Taman Wisata Candi Borobudur Dihibahkan ke Gembira Loka Zoo

Yogyakarta, IDN Times - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) menghibahkan tiga Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) ke PT Buana Alam Tirta atau Gembira Loka Zoo.
Di bawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta (BKSDA DIY), pemberian hibah satwa gajah ini merupakan bentuk dukungan PT TWC bagi upaya konservasi satwa liar yang dilindungi oleh negara, melalui mitra yang lebih kredibel dan profesional.
Tiga gajah tersebut bernama Endra merupakan gajah jantan, dan Eca serta Lisi gajah betina. Kehadiran tiga Gajah dari Borobudur ini akan menggenapi koleksi Gajah di Gembira Loka Zoo, yang sebelumnya sudah memiliki sembilan gajah, yang terdiri dari dua gajah jantan yaitu Inta dan Argo. Sisanya, betina yaitu Sinta dan Natasya datang dari Bengkulu, serta Sobaya, Cempaka, Gilang, Seiji, dan Arinta.
Proses pemindahan (translokasi) tiga gajah ke Gembira Loka Zoo telah dilakukan pada 14 Juni 2023. Adapun proses pemindahan gajah dipilih pada waktu sore hari menjelang malam, disesuaikan dengan suasana dan kondisi para gajah. Saat dalam perjalanan, PT TWC bersama pengelola kebun binatang terkait juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu kelancaran lalu lintas dalam proses translokasi gajah. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi perjalanan yang memakan waktu terlalu lama.
1. Gajah yang sudah lama tidak berinteraksi jadi perhatian

Dokter Hewan Gembira Loka Zoo, drh. Berta Alviyanto mengatakan gajah di kawasan TWC Borobudur sudah lama tidak keluar kawasan dan berinteraksi. Hal ini menjadi perhatian utama untuk mengurangi dampak negatif bagi satwa saat tiba tempat tujuan.
“Kami melakukan mitigasi teknis untuk mengurangi dampak-dampak negatif bagi satwa saat keluar kawasan. First aid tindakan medis, pakan dan alat handling satwa sudah kami siapkan saat proses translokasi. Peran berbagai pihak turut mensukseskan proses pemindahan yang aman dan nyaman bagi satwa,” ujar Berta.
Sejak tahun 2019, aktivitas gajah tunggang bagi wisatawan telah dinonaktifkan. Upaya konservasi yang fokus pada kondisi kesejahteraan hewan atau animal welfare menjadi tujuan utama pemeliharaan satwa di lingkungan PT TWC.
Menurut Lembaga konservasi dunia International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) pada tahun 2011 menetapkan status Gajah Sumatra ke dalam kategori critically endangered atau kritis. Artinya, satwa ini berada diambang kepunahan. Satwa ini merupakan spesies payung bagi habitatnya dan mewakili keanekaragaman hayati di dalam ekosistem yang kompleks tempatnya hidup. Pemanfaatan gajah di lembaga konservasi harus memenuhi animal five freedom (5 kebebasan satwa), diantaranya, bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas dari rasa tidak nyaman, dan bebas menampilkan perilaku alami.
2. Gajah sebagai representasi dan aktualisasi relief Candi Borobudur

PT TWC melalui Lembaga Konservasi Borobudur menghadirkan satwa Gajah Sumatra sebagai representasi dan aktualisasi relief Candi Borobudur. Keberadaan Lembaga Konservasi Borobudur merupakan taman satwa untuk umum yang menempati areal seluas 85 hektare. Izin diberikan kepada koperasi karyawan PT TWC melalui surat Keputusan Kepala BKPM No: 1/1/ILK/PMD N/2017 tanggal
30 Januari 2017.
PT TWC berkomitmen menghadirkan pariwisata berkualitas dengan sajian pengalaman unik melalui destinasi tematik. Taman Wisata Candi Borobudur dihadirkan guna mendukung narasi luhur yang ada di Candi Borobudur. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menghadirkan satwa gajah sebagai manifestasi salah satu cerita relief di destinasi warisan budaya dunia ini.
“Satwa gajah di kawasan TWC Borobudur bukan sebagai objek atraksi semata. Satwa ini kami hadirkan sebagai interpretasi dari relief Jataka Gajah Agung yang bercerita tentang tentang pengorbanan Bodhisatwa yang mengalami reinkarnasi sebagai seekor gajah. Melalui spirit Heritage in Harmony, PT TWC ingin mengajak dan mendorong berbagai pihak untuk ikut serta memajukan usaha konservasi dan perlindungan satwa liar di Indonesia. Kekayaan sumber daya alam yang diimbangi dengan upaya pelestarian, menjadi wujud nyata menjaga kedaulatan bangsa. Semoga, usaha bersama ini bisa turut serta membangun kepedulian masyarakat Indonesia,” jelas Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Febrina Intan.
3. Gajah dari TWC sudah seperti keluarga

PT TWC, merupakan penjaga situs warisan budaya dunia, tidak sekedar menjadikannya tempat tujuan wisata. Nilai-nilai luhur yang terdapat di Candi Borobudur harus dilestarikan dan dikembangkan.
“Satwa gajah ini awal mulanya diamanahkan kepada PT TWC sebagai pelengkap atraksi dan edukasi. Kami merasa berat hati dan kehilangan harus berpisah dan melepaskan para satwa gajah ini. Para satwa gajah ini sudah seperti keluarga bagi kami, ikatan batin mereka kepada kami sangat kuat. Kami PT TWC akan terus mencatat perjalanan sejarah satwa gajah ini selama 32 tahun bersama dengan kami. Besar harapan, para satwa gajah ini tetap sehat dan dalam kondisi baik di tempat yang baru,” kata General Manager of Borobudur, Jamaludin Mawardi.
Direktur Utama PT Buana Alam Tirta atau Gembira Loka Zoo, KMT. A. Tirtodiprojo menyampaikan kegembiraan dan apresiasi kepada PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Bagi Gembira Loka Zoo, pemindahan ini adalah pengalaman yang kedua, setelah sebelumnya tahun 2010 pihaknya juga membantu merawat para satwa gajah Borobudur pasca erupsi Merapi.