Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemda DIY Terima Sedekah Raja, Ubarampe Gunungan Garebeg Mulud

Pemda DIY Terima Sedekah Raja, Ubarampe Gunungan Garebeg Mulud
Hajad Dalem Garebeg Mulud pada Jumat (5/9/2025). (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Keraton Yogyakarta menyerahkan sekitar 150 pareden ubarampe gunungan kepada ASN Pemda DIY dan masyarakat, simbol sedekah raja pada Garebeg Mulud.
  • Tradisi nyadhong ditekankan sebagai edukasi budaya berbagi secara tertib, bukan rebutan.
  • Prosesi menarik perhatian warga luar daerah, dengan pareden diperlakukan sebagai berkah yang dijaga hingga dibawa pulang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Memperingati Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW Tahun Dal 1959, Keraton Yogyakarta kembali menggelar Hajad Dalem Garebeg Mulud pada Jumat (5/9/2025). Seperti tahun-tahun sebelumnya, ASN Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun turut menerima pareden ubarampe gunungan yang menjadi simbolis perwujudan rasa syukur dan doa dari Raja Keraton Yogyakarta kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dibagikan, perlambang sedekah atau berkah dari raja kepada rakyatnya.

Diterima di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, sekitar 150 pareden ubarampe gunungan yang dibagikan untuk ASN Pemda DIY juga dibagikan kepada masyarakat yang ikut menyaksikan jalannya prosesi penyerahan pareden ini. Meski tidak dibuka untuk umum, setiap tahun sejumlah masyarakat tampak antusias untuk mengikuti tradisi ini. Bahkan masyarakat yang ikut menyaksikan prosesi ini di Kompleks Kepatihan terus bertambah dari tahun ke tahun.

1. Filosofi nyadhong

Pemda DIY Terima Sedekah Raja, Ubarampe Gunungan Garebeg Mulud
Hajad Dalem Garebeg Mulud pada Jumat (5/9/2025). (Dok. Istimewa)

Saat ditemui usai prosesi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengungkapkan momentum ini menjadi kesempatan bagi pihaknya untuk sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai pengembalian penerapan nilai cadhong, yaitu pembagian secara tertib dan tidak dirayah (rebutan). Filosofi nyadhong menekankan penghormatan terhadap simbol kesejahteraan dan berkah dari raja kepada rakyatnya.

“Kalau bagi kami ini malah justru akan menguatkan nilai sekaligus mengedukasi. Karena pada dasarnya budaya Jawa bukan budaya rayahan ya. Jadi ini juga akan mengedukasi masyarakat bahwa untuk tertib, sabar menampi paringan (menerima pemberian) gitu. Yang coba kami terapkan, mengkondisikan prosesi yang maknanya adalah tertib satu persatu. Tidak kemudian mengambil sendiri-sendiri. Tidak kemudian siapa yang kuat dia yang menang gitu kan. Pada dasarnya masyarakat DIY punya nilai yang saling toleransi, menghargai. Makna-makna itu yang kemudian kita kuatkan kembali bahwa masing-masing akan punya hak menerima tetapi akan juga berbatasan dengan kewajiban orang lain,” jelas Dian.

Dian mengatakan, ke depan pihaknya berencana untuk meminta pertambahan jumlah pareden ubarampe gunungan mengingat animo masyarakat yang dari tahun ke tahun semakin besar, menyaksikan prosesi di Kompleks Kepatihan ini. “Mungkin nanti ke depan kita akan tambah jumlah paredennya. Ini (pareden) kan sebenarnya untuk keprajan (pemerintahan), makanya saya tadi mengutamakan untuk teman-teman keprajan dulu, sebelum sisanya itu kami berikan ke masyarakat karena masyarakat sebenarnya ada sendiri di sana (Masjid Gedhe dan Pura Pakualaman). Tapi kalau kemudian ada masyarakat yang ke sini. Mungkin kita perlu menambah jumlahnya,” papar Dian.

2. Kesan warga luar jogja

Pemda DIY Terima Sedekah Raja, Ubarampe Gunungan Garebeg Mulud
Hajad Dalem Garebeg Mulud pada Jumat (5/9/2025). (Dok. Istimewa)

Erfinda, warga asal Kediri yang mendapatkan pareden ubarampe gunungan mengaku, momen ini menjadi kali pertamanya menyaksikan dan mengikuti prosesi penyerahan pareden ubarampe gunungan di Kompleks Kepatihan secara langsung. Ia tertarik untuk mengikuti prosesi lantaran belum pernah menyaksikan tradisi yang selalu dinantikan oleh ribuan masyarakat Jogja maupun luar Jogja.

“Kebetulan ini lagi ada kerjaan di Jogja terus mau main di sekitaran Malioboro. Denger ada grebeg di Kepatihan, jadi tertarik buat nonton karena memang belum pernah lihat langsung. Eh ini malah gak nyangka kebagian juga tadi dikasih paredennya,” ujar Erfinda.

Erfinda menyebut, pareden ubarampe gunungan yang didapatkannya akan dibawa olehnya kembali ke Denpasar tempat ia bekerja. Ia menganggap pareden ubarampe gunungan ini sebagai berkah yang akan dijaga olehnya. “Ini nanti saya bawa pulang ke Denpasar karena saya kerja di sana. Karena ini wujud berkah jadi mau disimpan saja, dijaga,” kata Erfinda.

 

3. Rekonstruksi tradisi

Pemda DIY Terima Sedekah Raja, Ubarampe Gunungan Garebeg Mulud
Hajad Dalem Garebeg Mulud pada Jumat (5/9/2025). (Dok. Istimewa)

Adapun sebelum dibagikan kepada para ASN DIY dan masyarakat lain yang hadir, dalam kesempatan ini, pareden ubarampe gunungan diberikan Keraton Yogyakarta melalui prosesi nyadhong atau penjemputan meminta gunungan, sebagai bagian dari upaya rekonstruksi tradisi yang dahulu dilakukan Patih Danurejo pada masa Sri Sultan HB VII. Kali ini, prosesi nyadhong dilakukan oleh empat duto atau utusan terpilih dari ASN Pemda DIY, yaitu Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana; Plt. Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum, Aris Eko Nugroho, Kepala Biro Umum dan Protokol Setda DIY, Teguh Suhada; dan Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY, Danang Setiadi, yang berangkat sowan ke Keraton Yogyakarta untuk nyadhong.

Setelah mengikuti doa bersama di Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, keempat duto kemudian berjalan bersama iring-iringan Bregada Bugis membawa pareden ubarampe gunungan menuju Kepatihan. Di Kompleks Kepatihan, pareden ubarampe gunungan diterima oleh Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah DIY, Aria Nugrahadi; Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan, Didik Wardaya; Kepala Bapperida DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti; Kepala BPKA DIY, Wiyos Santoso; dan Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi.

Penyerahan pareden ubarampe gunungan pun dilakukan oleh Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana kepada Pj. Sekda DIY, Aria Nugrahadi. Kemudian pareden ubarampe gunungan dibagikan kepada ASN DIY yang hadir, lalu masyarakat yang juga ikut menyaksikan. Meskipun jumlahnya tidak mencapai ratusan, puluhan masyarakat terlihat turut menerima pareden ubarampe gunungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Pemda DIY Terima Sedekah Raja, Ubarampe Gunungan Garebeg Mulud

05 Sep 2025, 18:52 WIBNews