Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Krisis Makin Nyata, 2,2 Miliar Orang di Dunia Sulit Akses Air Bersih

Krisis Makin Nyata, 2,2 Miliar Orang di Dunia Sulit Akses Air Bersih
ilustrasi akses air bersih (pixabay.com/drfuenteshernandez)
Intinya sih...
  • Lebih dari 2,2 miliar orang di dunia kesulitan akses air bersih dan sanitasi layak, menyebabkan kerugian ekonomi global mencapai 550 miliar dolar setiap tahunnya.
  • Indonesia menghadapi tantangan serupa dengan kebutuhan air nasional yang diperkirakan akan meningkat 31% pada tahun 2045, mengancam cita-cita Indonesia Emas 2045.
  • Peran universitas sangat penting dalam melahirkan inovasi dan mencetak ahli baru di bidang air untuk mengatasi krisis air yang semakin nyata di dunia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Dunia kini menghadapi tantangan besar terkait keberlanjutan sumber daya air akibat pertumbuhan penduduk, perubahan tata guna lahan, dan dampak perubahan iklim. Hampir semua negara merasakan ancaman krisis air bersih yang semakin nyata.

Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Lestari Priansari Marsudi, menyebut kondisi tersebut berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat global. Hal itu ia sampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) dan seminar Water Security di Gedung Pusat UGM, Jumat (15/8/2025).

1. 2,2 miliar orang tak punya akses air layak

Krisis Makin Nyata, 2,2 Miliar Orang di Dunia Sulit Akses Air Bersih
Retno Lestari Priansari Marsudi. (ugm.ac.id)

Retno menyampaikan data PBB yang menunjukkan masih banyak penduduk dunia kesulitan memperoleh air bersih.

“Data PBB menunjukkan lebih dari 2,2 miliar orang atau sekitar 1 dari 4 penduduk dunia tidak memiliki akses ke sumber air yang aman. Sementara itu, lebih dari 3,5 miliar orang atau sekitar 4 dari 10 penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak,” katanya dilansir laman resmi UGM.

Ia menambahkan, kerugian ekonomi global akibat bencana terkait air mencapai angka signifikan.

“Bencana yang berhubungan dengan air setiap tahunnya menyebabkan kerugian mencapai 550 miliar dolar, dan 95% kerusakan infrastruktur di dunia disebabkan oleh bencana terkait air. Kita menghadapi tiga tantangan besar lain soal air, too much (banjir), too little (kekeringan), dan too polluted (pencemaran),” paparnya.

2. Tantangan nyata di Indonesia menuju 2045

Krisis Makin Nyata, 2,2 Miliar Orang di Dunia Sulit Akses Air Bersih
ilustrasi air bersih (Unsplash/Linus Nylund)

Retno menegaskan persoalan serupa juga dihadapi Indonesia. “Data menunjukkan bahwa kebutuhan air nasional diperkirakan akan meningkat 31% pada tahun 2045. Jika tidak terpenuhi, hal ini dapat menghambat cita-cita besar kita menuju Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.

Ia menilai langkah-langkah inovatif dibutuhkan untuk mengantisipasi persoalan tersebut, terutama dalam pemanfaatan teknologi air dan peningkatan efisiensi penggunaan air di berbagai sektor.

3. Peran universitas lahirkan SDM dan inovasi

Universitas Gadjah Mada (ugm.ac.id)
Universitas Gadjah Mada (ugm.ac.id)

Menurut Retno, ketersediaan sumber daya manusia di bidang air menjadi krusial.

“Peran universitas sangat penting untuk melahirkan inovasi dan mencetak ahli baru di bidang air. Kita harus bersiap, karena air bukan hanya isu teknis, tetapi menyangkut survival umat manusia,” terangnya.

Hal ini sejalan dengan pandangan Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, yang menekankan air sebagai elemen vital kehidupan.

“Bahkan, sebagai seorang dokter, saya selalu ingat bahwa sekitar 80% tubuh manusia terdiri atas air. Untuk dapat bertahan hidup, air harus benar-benar diperhatikan. Melalui FGD ini menjadi langkah awal bagi UGM untuk memperkuat jejaring akademik dan kontribusi jangka panjang dalam isu ketahanan air di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us