Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia di Vredeburg, Saksi Peradaban Nusantara

Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Intinya sih...
  • Berbagai koleksi dipamerkan, termasuk manuskrip kuno, keramik Cina, kain ulos Batak, dan Pita Maha
  • Pelibatan berbagai komunitas dalam pameran dan pengemasan yang menarik untuk generasi muda
  • Harapan agar jumlah museum di Indonesia bertambah sebagai pusat edukasi dan budaya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Pameran ‘Kronik Ragam Budaya Indonesia’ resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, di Museum Benteng Vredeburg, Jumat (17/10/2025). Gelaran bagian dari rangkaian kegiatan Hari Kebudayaan Nasional pertama tahun 2025 menampilkan beragam artefak, replika, manuskrip, dan karya warisan budaya sebagai saksi perjalanan peradaban Nusantara.

“Melalui pameran ini, pengunjung diajak menelusuri kronik atau catatan panjang perjalanan kebudayaan Indonesia yang menampilkan jejak sejarah, dinamika sosial, dan kekayaan tradisi yang membentuk jati diri bangsa dari masa klasik hingga modern,” ujar Fadli Zon.

1. Berbagai koleksi dipamerkan

Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Koleksi pameran di antaranya replika manuskrip kuno Negarakertagama yang merekam kebesaran Majapahit, keramik Cina yang menandai hubungan dagang antar peradaban, kain ulos Batak yang sarat filosofi, serta Pita Maha (pekinangan) yang merefleksikan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. Koleksi ini bersumber dari berbagai lembaga, seperti Museum Nasional Indonesia (MNI), Fadli Zon Library, Museum Sangiran, dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, dengan total puluhan koleksi yang menampilkan keberagaman budaya dari Sabang sampai Merauke.

“Pameran ini bertujuan menumbuhkan kebanggaan publik terhadap kekayaan warisan budaya Indonesia, serta meneguhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian benda dan nilai budaya sebagai sumber pengetahuan, identitas, dan inspirasi masa depan bangsa,” ungkap Fadli Zon.

Fadli Zon mengatakan pameran ini hanya menampilkan sedikit dari banyaknya ragam budaya yang dimiliki Indonesia. “Paling tidak mewakili era prasejarah, sejarah, klasik, era Kerajaan, termasuk ekspresi budaya dalam bentuk wayang, keris, topeng. Kemudian ada budaya maritim, ada batik, ada pangan,” ucap Fadli Zon.

 

2. Pelibatan berbagai pihak dan pengemasan yang menarik

Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Fadli Zon menyebut pameran ini menjadi penting karena melibatkan berbagai komunitas. Partisipasi komunitas bisa menggerakkan apresiasi terhadap benda-benda budaya, dalam rangka untuk pelestarian, pengembangan, dan pengembangan. Pengemasan pameran dengan temporer pop-up juga bisa menjadi kesan tersendiri bagi generasi muda. “Kita berharap nanti generasi muda suka datang untuk melihat juga, karena tampilan harus menarik,” ujarnya.

Ia juga mengatakan dalam pameran atau museum yang mengoleksi benda bersejarah atau warisan budaya harus dikemas menarik. Mulai dari storyline, informasi harus menarik generasi muda. 

“Kita lihat tadi ada hologram dari tarian Didik Nini Thowok. Kalau kita bisa menampilkan nanti ke depan juga ada semacam itu. Mungkin nanti ke depan juga kita sedang membuat banyak VR (Virtual Reality) dari kekayaan budaya Indonesia. Walaupun pameran yang kecil tetapi harus menarik,” ungkap Fadli Zon.

3. Ratusan museum diharap juga bertambah

Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Pameran Kronik Ragam Budaya Indonesia. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Fadli Zon mengatakan untuk museum yang tercatat ada 481 museum di seluruh Indonesia. Diharapkan akan semakin banyak museum yang bisa menjadi pusat edukasi, dan pusat budaya. “Mudah-mudahan museum tumbuh, termasuk museum dari pahlawan nasional dan tokoh kebudayaan,” ungkap Fadli Zon.

Pada momen Hari Kebudayaan ini, Fadli Zon juga mengajak berbagai pihak untuk bekerja bersama memajukan kebudayaan Indonesia. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan akar budayanya,” ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Modal Pinjaman Cair, Kopdes Merah Putih Bangunharjo Bantul Tak Lagi Buka Tutup‎

17 Okt 2025, 15:22 WIBNews