Wali Kota Yogya Duga Kasus Keracunan MBG Terjadi 2 Sekolah

- 65 siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta alami gejala keracunan yang sama dengan SMAN 1 Yogyakarta
- Siswa kelas X, XI, dan XII mengalami sakit perut dan diare sejak Rabu malam hingga Kamis pagi
- Kepala sekolah enggan simpulkan kasus karena uji laboratorium pada sampel makanan perlu didahulukan untuk memastikannya
Yogyakarta, IDN Times - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyebut dugaan kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) tak cuma dialami murid SMAN 1 Yoguakarta.
Hasto mengatakan, kasus dugaan keracunan MBG juga dialami sebanyak 65 siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Sekolah tersebut diketahui menerima MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan, atau dapur yang sama dengan penyuplai makan bergizi gratis ke SMAN 1 Yogyakarta.
"Ada SMA Muhammadiyah 7, di sana disinyalir ada 65 siswa dicurigai terdampak itu," kata Hasto di SMAN 1 Yogyakarta, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Kamis (16/10/2025) sore.
1. Gejalanya sama seperti murid SMAN 1 Yogyakarta

Hasto mengatakan, 65 siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta mengalami gejala keracunan sama seperti yang dialami 426 murid SMAN 1 Yogyakarta.
Ya sama, gejalanya sama, sakit perut dan diare," imbuhnya. Hasto menyatakan akan mengonfirmasi secara langsung laporan yang ia terima.
2. Siswa SMA Muhammadiyah 7 alami 2-3 diare

Kepala SMA Muhammadiyah 7, Darmansyah tak menyangkal adanya 65 siswa di sekolahnya yang mengalami sakit perut serta diare. Keluhan kesehatan ini dialami murid-murid sejak Rabu malam hingga Kamis pagi.
Mereka yang mengalami sakit perut dan diare yakni siswa kelas X sebanyak 12 anak, kelas XI sebanyak 25 siswa, dan kelas XII ada 28 siswa. Namun ia menekankan semua siswa itu berangkat sekolah hari ini, meski masih ada yang harus bolak-balik ke kamar kecil.
"Tidak berat, diare biasa sampai dua tiga kali," kata Darmansyah ditemui di kantornya.
Darmansyah bilang, pendataan siswa dilakukan usai pihaknya mendengar kabar soal 426 siswa yang diduga keracunan MBG di SMAN 1 Yogyakarta. Pengecekan langsung dilakukan lantaran kedua sekolah disuplai oleh satu SPPG yang sama.
Belum lagi, sekolahnya juga kebagian ayam saus barbeque, menu yang disinyalir memicu dugaan keracunan di SMAN 1 Yogyakarta.
Hanya saja, di sekolahnya MBG dikonsumsi pukul 08.30 WIB. Beda dengan SMAN 1 Yogyakarta yang baru disantap jam 11.45 WIB.
3. Enggan simpulkan kasus karena santap MBG

Namun Darmansyah enggan untuk langsung mengambil kesimpulan bahwa diare yang dialami 65 muridnya imbas mengonsumsi MBG. Alasannya, uji laboratorium pada sampel makanan perlu didahulukan untuk memastikannya.
"Saya nggak berani mengatakan itu ya (keracunan MBG). Artinya karena kita secara lab kita nggak ngecek, entah dari situ atau bukan, maka saya nggak mengatakan (keluhan kesehatan) itu dari MBG," tegas Darmansyah.
Di sisi lain, Darmansyah mengklaim ada sejumlah siswa dari Kelas Khusus Olahraga (KKO) di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang tidak menunjukkan gangguan kesehatan usai menyantap hidangan MBG milik rekannya.
"Kemarin itu ada anak KKO habis latihan mereka langsung ke dapur kita, itu langsung yang tidak mau makan, itu mereka yang menghabiskan. Ada yang tiga ompreng satu anak itu tidak apa-apa," pungkasnya.