Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Jenis Perasaan Insecure, Mengganggu Kehidupan Sehari-hari

ilustrasi merenung (pexels.com/Angelica Reyn)

Perasaan insecure adalah salah satu masalah paling umum yang pasti pernah dialami semua orang. Perasaan ini membuatmu merasa tidak aman, meragukan kemampuan diri sendiri, dan tidak percaya diri.

Insecure bisa muncul dari berbagai sumber dan menyebar pada berbagai area dalam kehidupan kita. Dilansir Psychology Spot, inilah 5 jenis perasaan insecure yang kerap dialami manusia sehari-hari.

1.Ketidakamanan sosial (social insecurity)

ilustrasi menghindar dari social event (pexels.com/Alena Darmel)

Social insecurity seringkali disebabkan oleh kurangnya kepercayaan seseorang pada kemampuannya sendiri. Jauh di lubuk hati, ia memiliki rasa takut akan kritik dan penolakan sosial. Ia juga menjadi terlalu khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentangnya, sehingga sering merasa cemas dan tidak tahu bagaimana harus bersikap.

Seseorang dengan ketidakamanan sosial biasanya menghindari acara-acara sosial karena situasi ini membuatnya tegang. Ia takut membuat kesalahan atau mempermalukan dirinya sendiri, sehingga lebih memilih untuk membatasi interaksinya.

2.Ketidakamanan bentuk tubuh (body insecurity)

ilustrasi berkaca (pexels.com/John Diez)

Dalam kasus ini, penampilan fisik merupakan fokus utama dari perhatian orang itu. Ia menghabiskan waktu dan energi secara berlebihan untuk mengkhawatirkan penampilannya.

Rasa tidak aman ini berasal dari rasa tidak nyaman seseorang akan kulitnya sendiri, dari penolakan akan bagian tubuh tertentu yang tidak ia sukai. Mereka percaya bahwa penampilan merupakan hal paling penting yang akan dilihat dan dinilai orang, jadi mereka selalu memastikan penampilannya sempurna sebelum bertemu orang lain.

3.Ketidakamanan dalam hubungan interpersonal (insecurity in interpersonal relationship)

ilustrasi menahan emosi (pexels.com/Liza Summer)

Jenis rasa tidak aman ini biasanya lahir dari rasa takut dikecewakan orang lain, sehingga kita memilih untuk menjaga jarak emosional tertentu. Sebagai akibatnya, kamu tidak pernah membangun hubungan yang intim dengan orang lain.

Hubungan yang dibangun bersifat dangkal di mana kamu tidak mengizinkan orang lain—baik itu pasangan, keluarga, teman dekat—untuk cukup dekat dan berbagi hal-hal bersifat emosional. Kamu juga sulit untuk mengembangkan rasa percaya pada orang lain.

4.Ketidakamanan profesional (professional insecurity)

ilustrasi bekerja (pexels.com/Alena Darmel)

Rasa tidak aman juga bisa menyebar sampai ke lingkungan kerja, lho! Ini dialami ketika seseorang merasa dia tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup untuk melakukan pekerjaannya.

Dalam hati, ia terus mempertanyakan kredibilitas dan kemampuannya, tak peduli berapa banyak pekerjaan yang ia berhasil rampungkan sebelumnya. Ia juga menyimpan banyak ketakutan akan kritik dan ketidaksetujuan dari orang-orang yang ia anggap lebih cerdas dan cakap.

5.Ketidakamanan personal (personal insecurity)

ilustrasi kesepian (pexels.com/Mikhail Nilov)

Terakhir, tipe insecurity yang berkembang selama masa kanak-kanak atau remaja, yang menyiratkan ketakutan akan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Perasaan ini bisa muncul sebagai cerminan dari konflik internal yang belum selesai dalam diri kita.

Akibatnya, orang yang menderita jenis ketidakamanan ini menghabiskan sebagian besar waktunya mengais validasi orang, tanpa tahu apa yang benar-benar ia inginkan dalam hidup.

Ternyata, ada bermacam-macam jenis insecure dalam diri seseorang. Perasaan ini bisa sangat mengganggu karena menghambatmu untuk mencoba hal baru. Karena itu, diperlukan kesadaran akan pentingnya penerimaan diri dan usaha untuk melakukannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us