3 Tips Menghindari Anak Tumbuh Jadi People Pleaser

- Menghargai usaha anak penting dalam pengasuhan untuk mencegah sikap people pleaser
- Ungkapan penyemangat yang terlalu fokus pada hasil bisa memicu anak menjadi people pleaser
- Menghargai setiap opini atau keputusan anak dapat menghindari mereka tumbuh menjadi people pleaser di masa depan
Seperti yang diketahui, people pleaser merupakan perilaku untuk menyenangkan orang lain, bahkan hingga rela mengorbankan diri sendiri. Sikap ini tentu tidak baik, sebab bisa berpengaruh pada kesehatan mental. Oleh sebab itu, mencegah sikap people pleaser ini muncul sejak seseorang masih kecil penting dilakukan. Sebab faktanya, bagaimana seseorang terbentuk saat dewasa salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh sejak dini.
Misalnya yaitu anak yang dibesarkan dengan mengikuti standar sosial, mereka akan cenderung menjalani hidup atas dasar kesenangan standar orang lain. Maka dari itu, mengantisipasi hal ini penting supaya anak juga tidak kesulitan nantinya.
Berikut tiga tips hindari anak tumbuh jadi people pleaser. Selengkapnya ikuti daftarnya sampai akhir, ya!
1. Menghargai usaha anak bukan hasilnya

Menghargai usaha anak menjadi hal yang penting dilakukan pengasuhan. Sebab sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga senang jika diapresiasi dan diberi semangat oleh orang-orang terdekat. Namun hati-hati, ungkapan penyemangat yang mengacu pada keberhasilan atau memuji hasil semata, justru bisa memicu anak menjadi pribadi people pleaser.
Pasalnya, ungkapan seperti itu merujuk pada harapan yang tinggi dan memuaskan. Meskipun tujuannya baik, namun setiap usaha tidak selalu membuahkan hasil yang baik, tetapi kegagalan juga menjadi bagian di dalamnya. Kalau terus dilakukan, ini akan memicu keinginan anak untuk berusaha lebih hanya untuk mencari pengakuan, atau justru menimbulkan tekanan. Maka dari itu untuk meminimalisir perasaan tertekan, kamu bisa mengganti kalimat menjadi, "Lakukan yang terbaik, namun kalau gagal tidak masalah, kita coba lagi lain kali."
2. Menghormati setiap keputusan anak

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, anak-anak pasti juga memiliki opini atau pendapat tertentu. Seperti tentang makanan yang ingin dimakan, keinginan belajar atau kesukaan akan bermain, dsb. Menghargai setiap opini atau keputusan anak ini juga penting untuk menghindari mereka tumbuh menjadi people pleaser. Misalnya ketika anak sedang fokus pada mainannya, coba tanyakan, "Mainannya masih kamu gunakan? Adik boleh pinjam yang mana?"
Meskipun kelihatannya biasa, pertanyaan tersebut akan memicu inisiatif anak lebih mudah untuk berbagi. Sebaliknya meminta anak untuk mengalah karena alasan adik masih kecil misalnya, justru bisa memicu people pleaser tadi. Anak akan menyimpan emosi terpendam, atau terpaksa memberikan sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain. Dalam jangka panjang ini akan membuat mereka merasa diacuhkan atau bahkan menimbulkan tekanan.
3. Mendengarkan pendapat anak meskipun kamu tidak setuju

Seperti yang telah disebut sebelumnya, anak dengan sifat people pleaser rentan menimbulkan masalah ketika mereka remaja atau dewasa. Salah satunya yaitu berisiko mengalami kesulitan untuk membuat keputusan pribadi di kemudian hari. Maka biar hal tersebut bisa diminimalisir, berikan dukungan, seperti dengan mendengarkan pendapat anak meskipun kamu mungkin tidak setuju.
Contoh sederhananya yaitu ketika anak belajar menggambar, berikan validasi, "Oh langitnya kamu warnai merah? Iya tidak apa-apa. Kira-kira cuacanya bagaimana ya jika warna langitnya seperti itu?" Meskipun tampaknya sederhana, validasi tersebut akan membuat anak merasa dihargai dan lebih bersemangat. Sebaliknya, melayangkan protes atau tidak menyetujui pendapat anak justru bisa membuat mereka kecewa dan memicu sifat people pleaser itu tadi.
Faktanya people pleaser bukan kondisi sepele, tetapi bisa menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan bagi remaja, dan juga anak-anak. Misalnya menimbulkan kecemasan, stres, hingga depresi. Maka untuk mencegah hal tersebut, menerapkan pola pengasuhan yang baik sejak dini juga penting dilakukan. Selain melalui cara di atas, orangtua bisa memberikan kasih sayang tanpa syarat, serta contoh yang baik.