Mahasiswa UGM Manfaatkan Alga Cokelat sebagai Antivirus

Penelitian lantaran prihatin pandemik tak kunjung reda

Sleman, IDN Times - Sejumlah mahasiswa UGM yang berasal dari Fakultas MIPA memanfaatkan alga cokelat  atau ecklonia cava sebagai antiviral atau antivirus. Mumu Mujtahid Fatwa, Lusiana Dwi Setiya Rini, Anadea Salsabilla Rahma, serta Kintan, meneliti alga cokelat karena diketahui memiliki senyawa aktif yang bisa menghambat (menginhibisi) proses replikasi virus. 

“Kami melakukan penelitian dengan simulasi interkasi senyawa aktif alga cokelat dengan protein COVID-19 dengan metode docking,” ungkap Mumu pada Rabu (22/9/2021).

1. Prihatin lantaran pandemik tidak kunjung mereda

Mahasiswa UGM Manfaatkan Alga Cokelat sebagai AntivirusIlustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Penelitian ini berawal dari keprihatinan terhadap pandemik COVID-19 yang tidak kunjung mereda. Bahkan virus terus bermutasi dan memunculkan varian baru.

Mumu dan tim pernah melihat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Park dan rekannya di tahun 2013 mengenai bahan alam ecklonia cava atau ganggang cokelat yang memiliki senyawa aktif yang dapat menginhibisi proses replikasi. Hal ini terkajadi dikarenakan adanya interaksi dengan enzim 3CL(Pro) dari virus SARS-CoV.

“Mengetahui terjadi persamaan susunan enzim dari SARS-CoV dengan SARS-CoV-2 kami melakukan studi interaksi senyawa aktif dari zcklonia cava dengan protein target SARS-CoV-2 menggunakan metode molecular docking,” terangnya.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Teliti Antivirus Corona dari Jamur Endofit Pohon Api-api

2. Metode molecular docking dipilih untuk mengurangi risiko kegagalan

Mahasiswa UGM Manfaatkan Alga Cokelat sebagai AntivirusIlustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Mumu menjelaskan penelitian yang dilakukan di bawah bimbingan Mokhammad Fajar Pradipta ini dilakukan dengan metode molecular docking karena dapat memprediksi efektivitas interaksi molekul secara komputasi. Langkah tersebut dapat mengurangi risiko kegagalan dan biaya yang diperlukan lebih sedikit.

Bahan alga cokelat diketahui jumlahnya sangat melimpah di Indonesia. Bahkan telah diidentifikasi sebagai sumber senyawa bioaktif yang beragam dan memiliki potensi yang baik dalam bidang farmasi serta biomedis.

"Alga jenis ini banyak diteliti karena efek medisinal dari komponen aktifnya yang meliputi carotenoid, fucoidan, dan phlorotannin," katanya.

3. Dapat dijadikan obat antiviral

Mahasiswa UGM Manfaatkan Alga Cokelat sebagai AntivirusPixabay/Tumisu

Pada langkah awal, tim peneliti melakukan pengelompokan beberapa senyawa aktif sesuai dengan potensi inhibisi. Kemudian diperoleh tiga kandidat yaitu eckol, 2-phloroeckol, dan dieckol yang digunakan dalam proses interaksi dengan protein target menggunakan metode molecular docking.

Menurut Mumu, dari interaksi molecular docking molekul yang berhasil dilakukan dalam menghambat protein target 3CLPro SARS-CoV-2 dengan ligan kandidat yang meliputi eckol, 2-phloroeckol, dan dieckol menunjukkan afinitas tinggi terhadap binding pocket 3CLprotease SARS-CoV-2. Free binding energy minimum yang diperoleh dari hasil redocking meliputi, -3,15 kkal/mol; -4,80; dan -6,94 kkal/mol. Dieckol memiliki free binding energy minimum, yaitu -6,94 kkal/mol, sehingga dapat dijadikan sebagai obat yang memiliki kesesuian dengan obat antiviral dan antimalaria yang ada.

“Dieckol memiliki aktivitas inhibisi yang sangat baik, bukan hanya itu kami pun melakukan analisis dengan melakukan penyesuaian ikatan yang terlibat dengan obat antiviral dan anti malaria yang ada. Terjadi kemiripan yang merepresentasikan bahwa senyawa aktif tersebut dapat diteliti lebih lanjut dengan melakukan uji pre-klinis dalam memantau aktivitas inhibisi,” paparnya.

 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya