Mahasiswa UGM Kembangkan 'Test Pack' Berbasis IoT untuk Sapi

Mampu mendeteksi kebuntingan sapi sejak janin usia 1 bulan

Sleman, IDN Times - Untuk membantu peternak dalam mendeteksi kebuntingan dini dan birahi pada sapi, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan Pregnancy and Estrous Kit for Cattle berbentuk kit.

Kelima mahasiswa UGM tersebut terdiri dari Rohhi Unggul Laksonowati, Rizky Pawestri Utami (Fakultas Kedokteran Hewan), Syifa Salsabila Putri Priambodo, Muhammad Thoriq Kusumo Satrio (Prodi Teknik Biomedis), dan Awinda Zharfani Puspasari (Prodi Teknik Industri).

Baca Juga: Manfaatkan Limbah Sampah, Mahasiwa UGM Sulap Plastik Jadi Speaker    

1. Mampu deteksi usia janin 1 bulan

Mahasiswa UGM Kembangkan 'Test Pack' Berbasis IoT untuk SapiMahasiswa UGM ciptakan alat deteksi kebuntingan pada sapi. (Dok. istimewa)

Rohhi menjelaskan, pengembangan kit sendiri berawal dari keinginan untuk membantu peternak dalam mendeteksi masa birahi maupun kebuntingan hewan ternaknya. Sebab di lapangan tidak sedikit peternak yang masih sering salah menduga ternak mereka sedang birahi ketika ternak mengeluarkan lendir serviks.

Padahal, pada sapi yang sedang bunting juga dapat mengeluarkan lendir serviks yang berguna untuk melindungi kebuntingannya. Keluarnya lendir serviks itu sering disangka oleh peternak sebagai tanda-tanda birahi sehingga peternak melakukan Inseminasi buatan.

“Oleh karena itu, kami menciptakan kit yang mampu membantu peternak dalam mendeteksi birahi dan mendeteksi kebuntingan dini dengan usia janin 1 bulan, agar peternak melakukan Inseminasi Buatan (IB) yang tepat," ungkapnya pada Kamis (21/10/2021).

2. Adopsi konsep test pack digital pada ibu hamil

Mahasiswa UGM Kembangkan 'Test Pack' Berbasis IoT untuk SapiIlustrasi alat uji kehamilan. (Freepik.com/freepik)

Menurut Rohhi, pengembangan alat ini mengadopsi konsep dari test pack digital pada ibu hamil. Namun, tidak seperti test pack manusia, pada rangkaian test pack ternak digunakan rangkaian dan desain PCB yang berbeda. Lalu, test pack digital digunakan untuk mendeteksi keberadaan hormon estrogen dalam urin. Tak hanya itu, Pregnancy and Estrous Kit for Cattle mengkombinasikan test pack digital dengan pH meter untuk mendeteksi pH lendir serviks.

Rohhi menjelaskan, selama ini deteksi kebuntingan yang digunakan pada hewan dengan metode palpasi rektal. Dibandingkan dengan USG, metode ini relatif lebih murah. Namun, palpasi rektal tidak dapat dilakukan pada awal kebuntingan karena tidak dapat mendeteksi adanya fetus dan bila dilakukan akan menyebabkan keguguran.

“Menggunakan Pregnancy and Estrous Kit for Cattle tidak akan menyebabkan keguguran karena saat kit digunakan untuk deteksi tidak akan berkontak langsung dengan sapi. Dengan begitu, kit ini aman dan tidak menimbulkan risiko pada sapi terutama pada sapi yang sedang bunting,” terangnya.

3. Bisa digunakan berulang-ulang

Mahasiswa UGM Kembangkan 'Test Pack' Berbasis IoT untuk SapiMahasiswa UGM ciptakan alat deteksi kebuntingan pada sapi. (Dok. istimewa)

Sementara itu, Rizky mengungkapkan jika kit besutannya bersama tim ini bisa digunakan berulang-ulang oleh peternak, di mana mereka hanya cukup mengganti strip yang baru saja. Oleh sebab itu peternak dapat menggunakan satu kit yang bisa digunakan seterusnya.

Bukan hanya itu, kit ini dilengkapi aplikasi smartphone yang bernama Farm.co yang bertujuan menghubungkan kit dengan ponsel peternak. Hal ini akan memudahkan peternak untuk menyimpan data sapi dan data pembacaan hasil deteksi.

“Dari data pembacaan hasil deteksi yang tersimpan, selanjutnya aplikasi akan memprediksi siklus birahi selanjutnya,” ungkapnya.

Dia berharap, pengembangan Pregnancy and Estrous Kit for Cattle ini mampu membantu peternak dalam pencatatan. Selain itu juga memudahkan peternak dalam melakukan deteksi kebuntingan dini dan birahi untuk mencegah kerugian akibat kesalahan melakukan inseminasi buatan.

Baca Juga: Mahasiswa UGM Pantau Gigi Murid Melalui Aplikasi LINE

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya