Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UMY Kembangkan Teknologi Pendeteksi Kebocoran Pipa lewat Vibrasi

foto dosen Teknik Mesin UMY, Ir. Berli Paripurna Kamiel, pengembang teknologi getaran untuk deteksi kebocoran pipa (dok.istimewa)
foto dosen Teknik Mesin UMY, Ir. Berli Paripurna Kamiel, pengembang teknologi getaran untuk deteksi kebocoran pipa (dok.istimewa)
Intinya sih...
  • Dosen UMY, Ir. Berli Paripurna Kamiel, kembangkan alat deteksi kebocoran pipa berbasis getaran dengan biaya lebih murah dibanding metode konvensional.
  • Teknologi ini menggunakan sensor piezoelektrik dan algoritma machine learning untuk membedakan kondisi normal atau bocor.
  • Inovasi telah dipatenkan, diuji di laboratorium, dan berpotensi diterapkan di industri untuk menghemat biaya pemeliharaan pipa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Pipa adalah salah satu infrastruktur vital yang berguna untuk menyalurkan fluida dari satu tempat ke tempat lain. Ada berbagai alasan mengapa pipa diletakkan di area bawah tanah, termasuk soal keamanan dan estetika lingkungan. Sayangnya, hal ini pun memiliki sisi negatif karena jika terjadi kebocoran, posisinya yang sulit terjangkau hingga menimbulkan kerusakan yang sulit dideteksi.

Baru-baru ini, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ir. Berli Paripurna Kamiel, menemukan alat yang bisa mendeteksi kebocoran pipa. Dan, penemuannya ini telah dipatenkan.

1. Kembangkan teknologi yang lebih terjangkau dibanding metode bongkar tanah

foto dosen Teknik Mesin UMY, Ir. Berli Paripurna Kamiel, pengembang teknologi getaran untuk deteksi kebocoran pipa (dok.istimewa)
foto dosen Teknik Mesin UMY, Ir. Berli Paripurna Kamiel, pengembang teknologi getaran untuk deteksi kebocoran pipa (dok.istimewa)

Berli menyebutkan bahwa pipa yang berada di permukaan tanah akan mudah diketahui. Sebaliknya, yang tertimbun akan jauh lebih sulit buat diketahui.

Menurut Berli, selama ini memang ada metode deteksi, tapi umumnya mahal, rumit, dan membutuhkan pengaturan kompleks bahkan salah satu caranya perlu membongkar langsung bagian pipa yang dicurigai bocor.

“Kalau tidak dibongkar langsung, kita harus menggunakan alat yang relatif mahal. Karena rumit, otomatis biayanya tinggi,” jelas dosen Teknik Mesin UMY tersebut dalam keterangan resmi pada Rabu (17/9/2025).

2. Berlatar belakang riset dan perhatian pada pola vibrasi pipa

Ilustrasi pipa dalam tanah (unsplash.com/@bluepikachu)
Ilustrasi pipa dalam tanah (unsplash.com/@bluepikachu)

Berangkat dari kesulitan dan tantagan tadi, Berli bersama-sama dengan tim mengupayakan solusi yang lebih sederhana dan terjangkau. Dengan latar belakang riset fenomena getaran pada struktur, ia menaruh perhatian pada pola vibrasi pipa.

“Kalau pipa tidak bocor, ciri getarannya berbeda dibandingkan dengan saat mengalami kerusakan. Perbedaan signature getaran itu kami analisis, lalu diterjemahkan apakah terjadi kebocoran atau tidak,” ujar Berli.

Dari sini lahirlah metode deteksi kebocoran yang berdasar sinyal vibrasi dengan medium perambat berupa logam kecil yang dipasang melingkar pada pipa, lalu ujungnya ditarik ke permukaan tanah. Di titik ujungnya, dipasangkan sensor getaran berukuran kecil berbahan piezoelektrik yang mampu mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Data yang ditangkap sensor tersebut yang kemudian diolah lebih lanjut dengan algoritma machine learning.

“Data mentah tidak bisa langsung dibaca. Karena itu, kami gunakan machine learning untuk mengklasifikasikan kondisi pipa: Normal atau bocor,” terang Berli.

3. Telah dipatenkan secara sederhana

foto dosen Teknik Mesin UMY, Ir. Berli Paripurna Kamiel, pengembang teknologi getaran untuk deteksi kebocoran pipa (dok.istimewa)
foto dosen Teknik Mesin UMY, Ir. Berli Paripurna Kamiel, pengembang teknologi getaran untuk deteksi kebocoran pipa (dok.istimewa)

Penelitian ini telah lama ia kembangkan, bahkan dimulai sekitar lima tahun lalu dengan serangkaian uji laboratorium, hingga hasilnya dapat dipublikasikan dan diajukan sebagai paten sederhana.

“Alhamdulillah, patennya sudah granted dua tahun lalu. Itu juga paten pertama saya, dan tentu saja hak paten ini milik UMY,” ujarnya.

Saat ini, penemuan tersebut masih diuji skala laboratorium tapi telah berpotensi diterapkan di industri yang masih banyak menggunakan pipa logam, termasuk pipa air bertekanan tinggi. Hal ini karena metodenya yang lebih murah dan sederhana, sensor yang digunakan fleksibel karena bisa dilepas-pasang di berbagai titik.

“Tantangan utamanya ada pada jumlah data, karena machine learning butuh dataset besar agar lebih tangguh. Tapi secara prinsip, algoritma yang kami bangun sudah valid di laboratorium, dan ke depan akan kami uji di industri,” ungkapnya.

4. Mengutamakan persoalan masyarakat agar inovasi terasa dampaknya

Ilustrasi pipa dalam tanah (unsplash.com/@rgreen)
Ilustrasi pipa dalam tanah (unsplash.com/@rgreen)

Berli menjelaskan bahwa riset di kampus harus mengutamakan dari persoalan yang dirasakan masyarakat supaya inovasi dapat bermanfaat.

“Kalau problemnya nyata, hilirisasi otomatis terjadi. Harapan saya, inovasi ini bisa membantu industri menghemat biaya pemeliharaan pipa sekaligus menjadi bukti bahwa riset universitas aplikatif dan solutif,” tutup Barli.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

40 Kasus Kebakaran di Jogja Januari-Agustus, Mayoritas Dipicu Korslet

17 Sep 2025, 16:17 WIBNews