Seruan Moral UGM: Pemerintah dan DPR Batalkan Kebijakan Tak Berpihak Keadilan

- Imbau TNI dan Polri mendengarkan aspirasi masyarakat
- Dukung gerakan non kekerasanSivitas UGM menyatakan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi kekerasan terhadap massa maupun aksi anarkis yang dapat
Sleman, IDN Times – Sivitas Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan Seruan Moral Civitas Akademika UGM merespons berbagai aksi massa dan kondisi bangsa terkini di Balairung UGM, Minggu (31/8/2025). Salah satu poin dari seruan tersebut mengingatkan pemerintah dan DPR agar membatalkan kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan.
“UGM mengingatkan pemerintah dan DPR agar membatalkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan, menambah kesenjangan di antara elit politik dan rakyat, telah mengancam keberlangsungan demokrasi dan supremasi sipil, serta menguntungkan kepentingan para elit politik dan kelompok oligarki,” ujar Rektor UGM, Prof. Ova Emilia.
1. Imbau TNI dan Polri mendengarkan aspirasi masyarakat

UGM mengimbau penyelenggara negara dan pihak berwenang (Polri/TNI) untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara saksama, memperhatikan prinsip responsif dan akuntabilitas dalam mengambil langkah strategis dan taktis agar situasi terkendali, korban tidak lagi berjatuhan, dan ketertiban serta keamanan masyarakat segera pulih.
Selain itu UGM juga menyampaikan duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam rangkaian aksi massa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. UGM mengimbau semua pihak untuk menghentikan tindakan kekerasan dan anarkisme yang dapat merugikan siapapun demi menjaga nilai kemanusiaan dan kemartabatan.
2. Dukung gerakan non kekerasan

UGM mendukung gerakan damai (non kekerasan) atas tuntutan masyarakat untuk mendorong pemerintah melakukan perbaikan menyeluruh, khususnya dalam penegakan hukum, pemulihan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“UGM mendorong mahasiswa, khususnya mahasiswa UGM, untuk terus menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan cara yang konstruktif, disertai kesadaran untuk menjaga diri serta kehati-hatian dalam setiap tindakan,” ucap Ova.
3. Khawatirkan timbul tragedi kemanusiaan

Ova mengatakan seruan ini setelah mencermati, memperhatikan, dan mempertimbangkan perkembangan situasi ekonomi dan politik, terjadinya rangkaian gelombang unjuk-rasa di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Makassar, Surabaya dan berbagai daerah. Sivitas UGM menyatakan keprihatinan mendalam. Eskalasi kekerasan terhadap massa maupun aksi anarkis telah mengarah kepada perusakan fasilitas umum, penjarahan, dan gangguan terhadap kegiatan masyarakat umum.
“Bahkan pada beberapa peristiwa merenggut korban nyawa serta luka-luka begitu banyak. Dikhawatirkan jika tindakan anarkis terus terjadi dan tidak terkendali, maka situasi ini dapat membawa kehancuran sebagai bangsa dan tragedi kemanusiaan,” ucap Ova.