Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Nindias Khalika

Sleman, IDN Times-Hasil riset Digital Intelligence Lab dari Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi menteri paling populer di media sosial Instagram dan Twitter.

Peneliti Digital Intelligence Lab Treviliana Eka Putri mengatakan perbedaan jumlah pengikut di dua media sosial milik Susi terpaut jauh dengan follower menteri yang berada di peringkat kedua. Kepopuleran ini, menurutnya, bisa jadi membuat masyarakat berharap ia terpilih lagi di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

1.Susi Pudjiastuti berada di peringkat nomor satu

IDN Times/Nindias Khalika

Riset menunjukkan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi menteri paling populer di media sosial Instagram dan Twitter. Kepopuleran ini dilihat dari jumlah follower di kedua akun tersebut. Perbedaan jumlah pengikut di dua media sosial milik Susi, kata Treviliana Eka Putri, terpaut jauh dengan follower menteri yang berada di peringkat kedua.

Menurutnya, kepopuleran di atas muncul karena Susi kerap mengunggah foto atau status yang terasa personal di kedua akun tersebut.

Tweet-nya personal. Kelihatan merefleksikan bahwa itu adalah ucapan langsung dari Ibu Susi sehingga orang-orang merasa ia berkomunikasi dengan menteri ini dan menteri ini bisa mengomunikasikan kebijakannya kepada publik. Jadi orang-orang merasa ter-engage dengan tweet dan unggahan Instagram dengan kata-kata misalnya ‘Tenggelemkan kapal atau Ayo siapa yang belum makan ikan’,” jelasnya.

Selain populer, Susi Pudjiastuti juga tidak terkait dengan pemberitaan negatif yang dicari di mesin pencari Google dan pemberitaan media daring. Kepopuleran dan citra positif ini, menurutnya, dapat membuat masyarakat berharap ia terpilih lagi di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Bu Susi mungkin jadi harapan masyarakat ketika dia sangat populer dia akan terpilih kembali karena sudah oke nih beliau di kabinet yang dulu,” katanya.

2.Metodologi penelitian

Editorial Team

Tonton lebih seru di