Sejumlah Wilayah di DIY Berpotensi Terjadi Banjir Bandang 

Banjir bandang terjadi karena ada sumbatan di sungai

Sleman, IDN Times - Beberapa wilayah di DIY berpotensi mengalami banjir bandang. Pakar Hidrologi UGM, Prof Agus Maryono, menjelaskan banjir bandang banyak terjadi di sungai yang berada di daerah lereng. Seperti halnya sungai yang ada di lereng Merapi maupun di lereng-lereng wilayah Gunung Kidul maupun Kulon Progo.

Baca Juga: Produksi Wader Turun, Dosen UGM Ciptakan Teknologi Peningkatan Panen

1. Banjir bandang terjadi di sungai yang cenderung kecil

Sejumlah Wilayah di DIY Berpotensi Terjadi Banjir Bandang IDN Times/ Muchammad Haikal

Menurut Agus, banjir bandang tidak terjadi di sungai besar, tetapi terjadi di sungai yang tergolong kecil yang memiliki lebar kurang dari 10 meter. Hal tersebut lantaran sungai kecil mudah terbendung.

"Sungai kecil mudah tertutup, dan masyarakat tidak memiliki kesadaran. DIY ada lereng, itu mudah sekali. Apalagi ada pembendungan," ungkapnya pada Jumat (14/2).

2. Ada beberapa penyebab banjir bandang

Sejumlah Wilayah di DIY Berpotensi Terjadi Banjir Bandang Banjir Bandang Kaur (Dok. BNPB)

Dijelaskan Agus, ada beberapa penyebab banjir bandang, seperti sumbatan alur sungai, dua puncak banjir yang bertemu, bendungan jebol, DAS rusak serta hujan ekstrem.

"Untuk kejadian banjir bandang yang disebabkan oleh sumbatan alur sungai sudah ada beberapa kejadian, seperti pada tahun 2003 di Bukit Lawang Bahorok, pada 2018 di Sumbungrejo Magelang, dan tahun 2019 di Solok Selatan," katanya.

3. Gerakan susur sungai sebagai upaya pencegahan

Sejumlah Wilayah di DIY Berpotensi Terjadi Banjir Bandang Pakar hidrologi UGM, Agus Maryono. IDN Times/Siti Umaiyah

Untuk mencegah terjadinya banjir bandang, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satunya yakni dengan melakukan gerakan susur sungai. Menurut Agus, melalui gerakan susur sungai bisa menyelesaikan masalah sumbatan yang ada di sepanjang sungai.

"Untuk cegah banjir bandang, maka perlu susur sungai. Ini sebagai upaya mengetahui alur sungai dari hulu ke hilir. Kalau ada longsoran, ada kayu-kayu yang menutup aliran, bisa dibersihkan. Ini perlu kerja sama dengan berbagai elemen, baik komunitas susur sungai, TNI, Polri, perangkat desa dan yang lainnya," jelasnya.

Baca Juga: Dosen UGM Ciptakan Aplikasi Pencatatan Usaha Tani 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya