Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PHRI DIY Imbau Anggota Tak Gelar Pesta Kembang Api Tahun Baru

Ilustrasi kembang api. (pixabay.com/christels)
Ilustrasi kembang api. (pixabay.com/christels)
Intinya sih...
  • PHRI DIY mengimbau anggota untuk tidak menyalakan kembang api saat tahun baru sebagai bentuk kepedulian terhadap korban bencana di Sumatra.
  • Reservasi hotel pada tanggal 30-31 Desember 2025 mengalami penurunan hingga 20-50% karena perubahan pola perjalanan wisatawan yang datang langsung ke hotel.
  • Okupansi hotel dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti akomodasi ilegal, bencana, cuaca buruk, dan penurunan daya beli masyarakat menjelang lebaran.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) mengimbau agar hotel dan restoran anggota PHRI, tidak menyalakan kembang api saat perayaan tahun baru. Imbauan ini sebagai wujud kepedulian terhadap korban bencana di Sumatra.

Sebagai pengganti pesta kembang api, nantinya akan ada doa bencana untuk para korban bencana. “Penggantinya adalah doa dan pengumpulan donasi untuk saudara-saudara kita di Sumatra dan Aceh. Tetap ada hiburan musik dan dinner juga,” ujar Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, Selasa (30/12/2025).

1. Tidak bisa pastikan realita di lapangan

ilustrasi suasana di rooftop kafe (pixabay.com/Bronisław Dróżka)
ilustrasi suasana di rooftop kafe (pixabay.com/Bronisław Dróżka)

Deddy mengatakan imbauan untuk tidak menyalakan kembang api ini tidak hanya di DIY. Deddy juga menerima informasi di seluruh wilayah ada imbauan untuk tidak menyalakan kembang api. “Kita cek di BPD PHRI se-Indonesia juga sama,” ujar Deddy.

Meski demikian Deddy tidak bisa memastikan bagaimana nanti realitas di lapangan. “Kita tidak bisa pastikan realita di lapangan besok bagaimana,” ungkap Deddy.

2. Pola perjalanan wisatawan yang berubah

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Deddy mengungkapkan untuk saat ini resrevasi pada Selasa (30/12/2025)–Rabu (31/12/2025) pada kisaran 20–50 persen. Angka tersebut mengalami penurunan dari okupansi pada Jumat (26/12/2025)–Senin (29/12/2025) yaitu pada kisaran 60–80 persen.

“Wisatawan sekarang banyak yang datang langsung ke hotel, tidak reservasi dahulu. Semoga saja nanti malam bergerak naik,” kata Deddy.

3. Sejumlah faktor pengaruhi okupansi

ilustrasI Hotel (unsplash.com/Sasha Kaunas)
ilustrasI Hotel (unsplash.com/Sasha Kaunas)

Deddy juga menyinggung beberapa faktor yang mempengaruhi okupansi hotel pada libur Nataru kali ini. “Karena pengaruh akomodasi non anggota PHRI yang mungkin tidak berizin/ tidak sesuai peruntukannya dan tidak bayar pajak. Seperti kost-kostan harian, rumah yang disewakan, homestay, villa yang sebagian besar ilegal,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Deddy juga menyebut faktor lain yang mempengaruhi okupansi hotel. “Adanya bencana, dan cuaca yang kurang bersahabat. Daya beli masyarakat turun, berdekatan dengan waktu lebaran juga,” kata Deddy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Jumlah Wisatawan Libur Nataru 2025 ke Bantul Turun, Ini Penyebabnya

31 Des 2025, 11:22 WIBNews