Angka Kunjungan Malioboro Meroket, Diprediksi Tembus 1,5 Juta

- Prediksi kunjungan Malioboro selama Nataru 2026 mencapai 1,4-1,5 juta, tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
- Asumsi kunjungan harian 80-100 ribu orang, dengan puncak kunjungan terjadi pada malam pergantian tahun.
- Faktor peningkatan kunjungan termasuk isu bencana di daerah lain dan aksesibilitas DIY yang lebih mudah.
Yogyakarta, IDN Times - Angka kunjungan kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta selama masa liburan Natal dan tahun baru (Nataru) 2026 diprediksi bakal menembus capaian periode yang sama tahun lalu. Bahkan, perkiraannya angka kunjungan pada tahun ini tiga kali lipat dari catatan libur Nataru 2025 kemarin.
"Kalau misalnya sampai di puncak Nataru nanti, itu mungkin sekitar 1,4-1,5 (juta kunjungan). Jadi, ini bisa dibilang tiga kali lipat dari angka kunjungan tahun lalu, yang menurut data BPS kan sekitar 500 ribu kunjungan ke Malioboro," kata Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Fitria Dyah Anggraeni saat dihubungi, Selasa (30/12/2025).
1. Asumsi 80 ribu sampai 100 ribu kunjungan sehari
Prediksi UPT itu sendiri didasarkan pada kalkulasi atau hitungan kunjungan wisatawan ke kawasan Malioboro sejak sejak dimulainya periode libur Nataru 2026 atau pada 19 Desember 2025 sampai hari ini.
Anggi, sapaan akrab Anggraini, memaparkan, UPT memperkirakan angka kunjungan kawasan Malioboro per 30 Desember ini telah melampaui 1 juta orang. UPT dalam hal ini hanya menggunakan skema penghitungan secara kasar atau tidak sampai mendetail menghitung pengunjung di tiap akses masuk Malioboro.
"Karena Malioboro kan banyak pintu itu ya, yang untuk masuk. Jadi, kita gak pernah bisa ngambil satu pintu tertentu untuk menghitung. Pasti akan ada error perhitungannya. Errornya pasti ada," katanya.
Skema penghitungan kunjungan yang dipakai UPT adalah menggunakan angka pengunjung di dua destinasi wisata belanja, yakni Teras Malioboro Beskalan dan Ketandan sebagai acuan.
UPT mengasumsikan kunjungan harian di dua Teras Malioboro adalah 10-20 persen dari total kunjungan harian kawasan Malioboro. Sementara, lanjut Anggi, pihaknya mencatat angka kunjungan di kedua tempat tersebut stabil di angka 15 ribu-18 ribu/hari selama 19-30 Desember 2025.
"Berarti antara 80 ribu sampai 100 ribu kunjungan per hari di Malioboro, dan itu stabil," kata Anggi.
2. Kunci jumlah kunjungan di angka 1,5 juta

Sepanjang 19-30 Desember itu, UPT menganalisa puncak kunjungan ke Malioboro terjadi pada malam Minggu kemarin atau Sabtu (27/12/2025) kemarin.
Lanjut Anggi, UPT memperkirakan masih akan ada lagi puncak masa kunjungan kedua, yakni pada malam pergantian tahun nanti. Walaupun diyakini kenaikannya tidak akan terlalu signifikan dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Angka kunjungan diprediksi baru akan mulai berangsur menurun dari tanggal 1 Januari 2026 hingga menjelang habis masa liburan.
"Grafiknya justru akan peak-nya di 31 Desember, tapi kemudian mulai melandai di 1, 2, 3, 4 (Januari) besok. Harapannya seperti itu, jadi mungkin kita bisa kunci 1,5 (juta kunjungan) lah," harap Anggi.
3. Kenapa kunjungan ke Malioboro meroket?
UPT pun melihat memang ada banyak faktor yang memengaruhi kenaikan angka kunjungan ke Malioboro pada periode ini.
Pertama, adalah adalah isu atau potensi bencana hidrometeorologi di daerah lain. Kemudian, Yogyakarta atau DIY yang lebih mudah diakses wisatawan-wisatawan asal Jawa Tengah, Jawa Barat atau Jawa Timur.
Kondisi itu tak lepas dari kehadiran infrastruktur jalan tol menuju DIY sebagai instrumen strategis untuk mengakselerasi sektor pariwisata lewat peningkatan aksesibilitas serta efisiensi perjalanan.
"Image tentang Jogja yang ramah dan murah, itu mungkin menjadi satu daya tarik juga, gitu," tutup Anggi.


















