Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sampah Kaleng dan Baterai Disulap Mahasiswa UMY Jadi Beton Antikorosi

Mahasiswa UMY olah kaleng dan baterai jadi beton anti korosi. (umy.ac.id)
Mahasiswa UMY olah kaleng dan baterai jadi beton anti korosi. (umy.ac.id)
Intinya sih...
  • Kaleng dan baterai dipilih karena kandungan logamnyaMenurut Fauzan, kedua limbah tersebut mengandung logam aluminium dan zinc yang dapat melindungi beton dari korosi.
  • Proses pengolahan dengan metode SACPPencucian, penghancuran, peleburan, dan pencetakan limbah kaleng dan baterai dilakukan untuk membuat pelindung anti korosi.
  • Uji ketahanan dan rencana publikasiTim AIZinix akan melakukan uji ketahanan dengan metode pembacaan potensial serta merencanakan publikasi hasil riset dalam artikel ilmiah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times – Korosi pada tulangan baja di dalam beton kerap menjadi penyebab umur bangunan berkurang. Jika tidak dicegah, kondisi ini dapat memperpendek masa pakai serta meningkatkan risiko keruntuhan. Berangkat dari persoalan itu, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menawarkan solusi inovatif dengan memanfaatkan limbah kaleng dan baterai bekas sebagai pelindung anti korosi.

Inovasi tersebut digagas oleh Muhammad Fauzan Abdillah bersama rekannya, Naftali Zahra Athira, Monika Ayu Nelly Kusumawati, Satya Putra Ramadhan, dan Sausan Jilan Muthi’ah Izma. Menurut Fauzan, korosi pada beton adalah masalah klasik yang muncul akibat reaksi baja dengan lingkungan.

1. Kaleng dan baterai dipilih karena kandungan logamnya

Menurut Fauzan, kaleng dan baterai dipilih karena kedua jenis limbah tersebut sama-sama mengandung logam yang dapat digunakan untuk perlindungan terhadap korosi, yaitu aluminium dan zinc.

"Kedua zat ini biasa digunakan pada kapal laut untuk melapisi baja agar tidak mengalami korosi, sementara aluminium banyak ditemukan pada kaleng minuman bekas seperti Coca-Cola atau Fanta dengan kandungan mencapai 70–80 persen,” jelas Fauzan, dilansir laman resmi UMY.

Menurutnya, kombinasi kaleng dan baterai bisa memberi perlindungan tambahan pada beton, sekaligus mengurangi limbah logam yang sulit terurai di lingkungan.

2. Proses pengolahan dengan metode SACP

Fauzan memaparkan tahapan pengolahan limbah kaleng dan baterai menggunakan metode Sacrificial Anode Cathodic Protection (SACP).

“Langkahnya dimulai dari pencucian kaleng dan baterai untuk menghilangkan kotoran, kemudian dilanjutkan dengan penghancuran dan peleburan. Proses peleburan dipermudah dengan penambahan boraks. Setelah kaleng dan baterai menjadi logam murni, baru dicetak menjadi bentuk rapi agar mudah dipasang di sudut-sudut beton,” ungkapnya.

Saat ini, tim yang menamakan diri AIZinix masih berada pada tahap pembuatan benda uji, sebelum masuk ke fase pengujian ketahanan anti korosi.

3. Uji ketahanan dan rencana publikasi

Pengujian ketahanan akan dilakukan melalui metode pembacaan potensial untuk melihat tingkat kerusakan pada baja.

“Riset kami berbeda dari riset sebelumnya karena kami menambahkan proses pemurnian. Hipotesis kami, jika menggunakan anoda dari kaleng dan baterai hasil pemurnian, grafik pembacaan potensial akan mendekati kondisi di mana baja tidak terkorosi. Hasil pengujian nantinya akan dituangkan dalam artikel ilmiah,” jelas Fauzan.

Penelitian ini membawa tim AIZinix lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 bidang Riset Eksakta.

Fauzan menuturkan bahwa bagi timnya, riset ini bukan hanya sekadar penelitian, melainkan juga sarana edukasi bagi masyarakat tentang pemanfaatan limbah. Proyek tersebut juga mendapat dukungan pendanaan sebesar Rp7,5 juta dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us