Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jembatan Kewek Dibongkar-Dibangun Ulang pada 2026, Anggaran Rp19 M

Ilustrasi: Jembatan Kewek yang kini mulai ditutup aksesnya untuk fungsi pemeliharaan dan renovasi di 2026.
Jembatan Kewek yang kini mulai ditutup aksesnya untuk fungsi pemeliharaan dan renovasi di 2026. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Intinya sih...
  • Renovasi Jembatan Kewek dimulai April 2026 dengan anggaran Rp19 miliar dari APBN, diperkirakan selesai dalam 9 bulan.
  • Jembatan Kewek diklasifikasikan kritis, kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan untuk fasad baru, dan penutupan akses kendaraan bermotor.
  • Penutupan akses kondisional dengan kemungkinan pembukaan sementara untuk kendaraan kecil, serta pemasangan portal di simpang Kridosono.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Yogyakarta, IDN Times - Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, menyebut Jembatan Kewek kemungkinan akan memasuki tahap renovasinya pada April 2026 mendatang. Tak sekadar diperbaiki, infrastruktur peninggalan era kolonial Belanda ini nantinya akan dibongkar ulang.

"Nanti dibongkar dibangun jembatan baru," kata Umi, Rabu (10/12/2025).

1. Durasi pengerjaan 9 bulan

Umi mengatakan, pelaksana proyek renovasi ini nantinya adalah Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Anggarannya telah diajukan oleh Pemkot Yogyakarta memanfaatkan APBN sebesar Rp19 miliar.

"Kalau secara tata kala kurang lebih 9 bulan pembangunan. Mungkin sekitar April, nanti kan Januari masih review DED (Detail Engineering Design), proses tender nanti untuk pengerjaan sekitar bulan April, April lah untuk mulai pengerjaan," ungkap Umi.

Umi menjelaskan, Jembatan Kewek memerlukan penanganan serius, mempertimbangkan kondisi beton yang termakan usia. Logam-logamnya juga sudah mengalami korosi.

"Jadi nilai kondisi jembatan ini karena memang secara usia sudah 101 tahun dan kondisinya memang sudah rusak, jadi memang kita untuk revitalisasi, untuk dibongkar kemudian dibangun balik," katanya.

Selain itu, perencanaan pembangunan Jembatan Kewek ketika masa pendudukan Belanda silam, belum menyesuaikan volume hingga jenis kendaraan yang melintas di masa sekarang.

2. Tak sembarang bongkar-bangun ulang

Potret Jembatan Kewek Yogyakarta.
Pengendara melintas di Jembatan Kewek Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Dari hasil pemeriksaan, pemkot pun mengklasifikasikan kondisi infrastruktur penghubung antara kawasan Kotabaru dan Malioboro itu pada kategori kritis alias NK 4.

"Untuk (pengerjaan) fasad kami sedang dalam tahap konsultasi dengan dinas kebudayaan, dengan para ahli budaya untuk penyesuaian fasadnya seperti apa," tuturnya.

Meski bukan bangunan cagar budaya, Umi bilang, proyek renovasi ini tetap memerlukan kolaborasi Dinas Kebudayaan, mengingat lokasinya berada di Kawasan Cagar Budaya, khususnya Sumbu Filosofis.

Maka dari itu pula, untuk desain atau wajah baru dari Jembatan ini tetap mengacu hasil telaah Dinas Kebudayaan.

"Kalau secara teknis modelnya sebenarnya ya sudah pakai jembatan beton ya yang sekarang sama. Cuma kita masih diskusinya di fasadnya, karena di kawasan sumbu filosofi nanti fasadnya harus seperti apa itu masih kita menunggu arahan dari Dinas Kebudayaan," pungkasnya.

3. Mulai tutup akses kendaraan bermotor

Pemkot Yogyakarta sendiri per 10 Desember 2025 ini resmi menutup akses Jembatan Kewek untuk tujuan pemeliharaan sebelum tahap pembongkaran tahun depan. Pengaturan lalu lintas baru pun diberlakukan untuk tujuan pemeliharaan Jembatan Kewek hingga nanti selesai direhabilitasi.

Dengan penutupan akses Jembatan Kewek ini, maka kendaraan bermotor dari arah Kotabaru akan dialihkan melewati Jembatan Amarta atau Kleringan yang lalu lintasnya kini dibuka dua arah dari barat dan timur. Lampu Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) dipasang di persimpangan Kleringan untuk mengatur arus kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor dari arah Kotabaru (timur) ke kawasan Malioboro (barat) akan dialihkan melewati Jalan Abu Bakar Ali tanpa melewati Jembatan Kewek. Sedangkan kendaraan dari Jalan Margo Utomo untuk ke kawasan Malioboro kini juga tak bisa berbelok ke selatan langsung ke Jalan Abu Bakar Ali. Pengendara akan diarahkan ke timur terlebih dahulu dan mengitari kawasan Stadion Kridosono sebelum bisa melewati Jalan Abu Bakar Ali.

4. Berlaku kondisional, pasang portal buat halau kendaraan besar

Pemasangan portal batas tinggi kendaraan di Kotabaru, Rabu (10/12/2025) untuk mengantisipasi penutupan Jembatan Kewek.
Pemasangan portal batas tinggi kendaraan di Kotabaru, Rabu (10/12/2025) untuk mengantisipasi penutupan Jembatan Kewek. (IDN Times/Febriana Sinta)

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menuturkan penutupan akses ini berlaku kondisional karena pihaknya juga tak menutup mata akan potensi kepadatan lalu lintas imbas rekayasa jalan dan pemasangan APILL di Kleringan. Artinya, dalam situasi tertentu, semisal terjadi penumpukan kendaraan, bukan tidak mungkin akses Jembatan Kewek dibuka sementara untuk sepeda motor atau kendaraan roda empat bertonase rendah.

Pemakaian Jembatan Kewek untuk kendaraan bermotor dalam situasi ini selain itu hanya dikhususkan untuk lajur kiri saja yang struktur fisiknya dinilai masih cukup kuat.

"Kalau di situ (simpang Kleringan) macet, kemudian (kendaraan dari barat) terlalu panjang mengekornya sampai Mangkubumi, yang di sini (dari timur) mungkin bisa sampai Kridosono kalau dalam keadaan overload kan ya itu kondisi yang harus diatasi," ujar Hasto, Rabu (10/12/2025).

Kata dia, sebelum rehabilitasi Jembatan Kewek benar-benar dieksekusi kemungkinan pada 2026 nanti, skema pengaturan lalu lintas macam ini bisa diberlakukan. "Ya kalau ini dibangun tentu ditutup total pada saat dibangun. Sebelum dibangun tentu masih kita buka akses untuk kendaraan kecil," ujar Hasto.

Demi lebih mengantisipasi kepadatan di Simpang Kleringan, Pemkot Yogyakarta juga telah memasang portal di titik simpang Kridosono. Portal ini membatasi kendaraan dengan ketinggian melebihi 3,45 meter. Armada besar dipastikan tak bisa melintas atau menuju ke Simpang Kleringan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Soal Pelarangan Kendaraan Roda Tiga, Desember Ini Fokus Sosialisasi SE

10 Des 2025, 20:09 WIBNews