Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mahasiswa baru UMY ikuti pembukaan masa taaruf di Sportorium UMY. (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto, menyampaikan bahwa fenomena pinjaman online (pinjol) tidak hanya memengaruhi masyarakat umum, tetapi juga mahasiswa.

Berdasarkan hasil survei tatap muka dan wawancara acak yang dilakukan oleh UMY, terdapat 58 mahasiswa UMY dari berbagai program studi yang pernah terjerat pinjol. Bahkan, sebagian dari mereka masih harus mencicil pinjaman tersebut.

"Itu baru survei secara acak lho, dan ada mahasiswa yang mau bicara jujur dan tidak malu terjerat pinjaman online. Mungkin jumlahnya bisa ratusan mahasiswa UMY yang pernah dan masih terjerat pinjaman online tapi mereka malu untuk bicara," ungkapnya di sela-sela membuka Masa Taaruf (Mataf) mahasiswa baru UMY di Sportorium UMY, Senin (11/9/2023).

1. Uang pinjol bukan untuk kepentingan kuliah‎

Rektor UMY Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto. (IDN Times/Daruwaskita)

Gunawan menuturkan, mahasiswa yang mengambil pinjaman online tidak melakukannya untuk membayar biaya kuliah, tetapi untuk keperluan pribadi seperti nongkrong di kafe atau memiliki sepeda motor. Hal ini membuat mereka nekat memanfaatkan pinjol.

"Ya pinjamannya tidak besar, sekitar Rp5 juta hingga Rp12 juta tapi bunganya mencekik. Mencapai 25 persen. Ini kan sudah melanggar aturan dari OJK," tambahnya.

2. Nomor telepon dosen juga jadi sasaran penagih utang

ilustrasi pinjaman online (IDN Times/Aditya Pratama)

Hal tersebut, lanjut Gunawan, tentu berdampak negatif pada proses pembelajaran mahasiswa. Ketika bayar cicilan telat, mereka dikejar-kejar petugas pinjol, bahkan ketika sedang kuliah pun ditelepon untuk bayar.

"Repotnya lagi, mahasiswa yang terjerat tidak bayar cicilan, para dosen dan kepala program studi juga ikut ditelepon oleh tukang tagih pinjol karena nomornya tersimpan di gawai milik mahasiswa yang terjerat pinjol," ungkapnya.

Menurutnya, kondisi ini juga dipengaruhi oleh keterampilan para pemberi pinjol yang secara aktif memasarkan produk mereka. Mereka tak hanya beroperasi secara daring, tetapi juga turun langsung ke kos-kosan mahasiswa untuk menawarkan layanan mereka.

"Tukang pinjol sudah langsung menawarkan pinjaman online di kos-kos mahasiswa. Langsung tatap muka," ucapnya.

3. Imbau mahasiswa baru tak tergiur pinjol

Mahasiswa baru UMY ikuti pembukaan masa taaruf di Sportorium UMY.(IDN Times/Daruwaskita)

Oleh karena itu Gunawan meminta kepada mahasiswa baru UMY tidak tergiur dan tertarik dengan tawaran pinjaman online sebab sangat mencekik mahasiswa pada akhirnya.

"Saya juga minta agar panitia Mataf tidak meminta nomor telepon, alamat kos dan identitas lainnya ke mahasiswa baru agar data tersebut tidak jatuh ke tangan orang yang tak bertanggung jawab dan digunakan untuk promosi pinjol," pungkasnya.‎

Editorial Team